ANDEH SETIA: Women's Economic Mobilizer in Sulit Air in Early 20th Century

Authors

  • Addi Arrahman Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Thaha Saifuddin Jambi

DOI:

https://doi.org/10.30983/humanisme.v5i1.3675

Keywords:

Andeh Setia, Weaving, Mahyuddin Dt. Sutan Maharaja, Women's Economy,

Abstract

Weaving handicrafts became the motor Minangkabau's economy at the beginning of the 20th. It encouraged the establishment of weaving centers, such as Amai Setia (1911) and Andeh Setia (1912). Amai Setia handicrafts' are still standing strong nowadays, while Andeh Setia is thus no longer known by the people of Sulit Air today. This paper uses the social history approach and exposes the history of the emergence and fall of Andeh Setia as an economic movement in Sulit Air. The establishment of Andeh Setia is inseparable from the role of ninik mamak and women in Sulit Air. Andeh Setia's success was ultimately drowned due to the loss of driving figures, the reduction in women's interest in weaving crafts, and the overflow of merantau. This finding also suggests that the economic independence of the people in Sulit Air, depends heavily on the role of perantau. This situation is thus an obstacle to the realization of economic independence. 

 

Kerajinan tenun menjadi penggerak perekonomian di Minangkabau pada awal ke-20. Ini mendorong terbentuknya pusat kerajaninan tenun, seperti Amai Setia (1911) dan Andeh Setia (1912). Kerajinan Amai Setia hingga saat ini masih dapat ditemukan, sedangkan Andeh Setia justeru tidak dikenal lagi oleh masyarakat Sulit Air hari ini. Padahal, pada tahun 1912, kualitas tenun Andeh Setia sangat diminati pasar. Itulah sebabnya, Andeh Setia menjadi penggerak ekonomi perempuan di Sulit Air. Artikel ini juga menemukan bahwa sebab hilangnya Andeh Setia adalah karena kehilangan tokoh penggerak, menurunnya minat kaum perempuan terhadap kerajinan tenun, dan menguatnya arus merantau.

 

References

Journal

Addiarrahman. A. “Ekonomi Kemakmuran Bersama: Indonesian Islamic Economic Thought of Kahrudin Yunus.†Shirkah: Journal of Economics and Business 3, no. 3 (10 Desember 2018). https://doi.org/10.22515/shirkah.v3i3.220.

Hanani, Silfia. “Ruhana Kuddus Pelopor Gerakan Entrepreneur Perempuan di Minangkabau.†Marwah: Jurnal Perempuan, Agama dan Jender 19, no. 1 (2020): 1–14.

Salmon, Claudine. “Presse féminine ou féministe ?†Archipel 13, no. 1 (1977): 157–92. https://doi.org/10.3406/arch.1977.1334.

Sari, Susi Ratna. “Dari Kerajinan Amai Setia Ke Soenting Melayoe Strategi Rohana Kuddus Dalam Melawan Ketertindasan Perempuan Di Minangkabau.†Kafaah: Journal of Gender Studies 6, no. 2 (2016): 235–250.

Book

Abdullah, Taufik. “Modernization in the Minangkabau world: West Sumatra in the early decades of the twentieth century.†Culture and politics in Indonesia, 1972, 179–243.

Adatrechtbundel XI: Sumatra, (‘S-Gravenhage, Martinus Nijhoff, 1915)

Amran, Rusli. Sumatra Barat Hingga Plakat Panjang. Sinar Harapan, 1981.

De Indische Courant, No. 233 Zaterdag 27 Juni 1931

De Locomotief, Vrijdag 24 Juni 1921.

Dobbin, Christine E. Gejolak ekonomi, kebangkitan Islam dan gerakan padri: Minangkabau 1784-1847. Jakarta: Komunitas Bambu, 2008.

Fitriyanti. Roehana Koeddoes Tokoh Pendidik dan Jurnalis Perempuan Pertama Sumatera Barat. Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 2001.

Graves, Elizabeth E. Asal-usul elite Minangkabau modern: respons terhadap kolonial Belanda abad XIX/XX. Yayasan Obor Indonesia, 2007.

Hamdullah Salim. Sejarah Perkumpulan Sulik Aia Sepakat (SAS). Jakarta: DPP SAS, 2017.

Hamdulllah Salim. Perayaan Hajasa (Hari Jadi Sulik Aia) 28 April 1821. Jakarta: CV. Nusantara Printing, 2018.

Het Ombilin-Kolenveld in de Padangsche Bovenlanden en Het Transportstelsel op Sumatra’s Wetkust, Batavia : Landsrukkerij, 1907

Hindia Baroe, No. 77, Tahoen X, Sabtoe 3 April 1926

Natuutkundig Tijdschrift voor Nederlandsch Indie uitgegeven Door de Natuurkundige Vereeniging in Nederlandsch Indie, Batavia, Lange & Co: 1854

Nieuwe Amsterdamsche Courant Algemeen Handelsblad, Woensdag 25 September 1912

Nieuwe Rotterdamsche Courant, No. 258, Maandag 17 September 1860

Noer, Deliar. Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942. Jakarta: LP3ES, 1985.

Soenting Melajoe No. 34, Hari Djoema’at 22 Augustus 1913

Soenting Melajoe, No. 1, Hari Sabtoe, 4 Janoeari 1913

Soenting Melajoe, No. 15, Hari Sabtoe 12 October 1912

Soenting Melajoe, No. 17 Hari Chamis 17 April 1913

Soenting Melajoe, No. 3., Hari Chamis 15 Januari 1913

Soenting Melajoe, No. 4., Hari Sabtoe 27 Juli 1912

Soenting Melajoe, No. 6, Hari Sabtoe 10 Augustus 1912,

Sumatra Bode, Zaterdag 11 Juni 1921

Verbeek, R.D.M., Topographische en Geologische Beschrijving van een Gedeelte van Sumatra’s Westkust, Batavia: Landsdrukkerij, 1883

Yunus, Kahrudin. HÄd̲ihi hiya IndÅ«nÄ«siyÄ: risÄla Ê»ilmiyya Å¡Ämila Ê»an IndÅ«nÄ«siyÄ al-muǧÄhida. Mesir: al-Syabkasyi Press, 1947.

———. Sistem Ekonomi Kemakmuran Bersama, Djilid I. I. Jakarta: Fikiran Baru, 1955.

———. Sistem Ekonomi Kemakmuran Bersama, Djilid II. II. Jakarta: Fikiran Baru, 1956

Downloads

Submitted

2020-11-07

Accepted

2021-07-29

Published

2021-08-01

Issue

Section

Articles