The Problem of Da'wah and Islamization in the Mentawai Islands

Authors

  • Nelmaya Nelmaya Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi
  • Deswalantri Deswalantri Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi

DOI:

https://doi.org/10.30983/fuaduna.v5i1.4260

Keywords:

Islamization, Da'wah, Mentawai Islands

Abstract

Islamization in Mentawai islands is amidst the majority of non-Muslim Protestant Christians and Catholic Christians. Not to mention the local beliefs held by the Mentawai people who are against Islam. The characteristics of the localities of the Mentawai people who are friendly, kind, and highly appreciative of guests are one of the reasons for Islamization in Mentawai. This research is a research library with a qualitative analysis approach—the data collection work through observation and interviews with preachers concerned with Islamization in the Mentawai. Data analysis techniques use data analysis techniques Miles and Huberman, data reduction, presentation, and conclusions. The process of accepting Islam in Mentawai was peaceful, but due to a lack of guidance, the Mentawai people became apostates again. The Mentawai people convert to Islam by negotiating, such as education, marriage, self-sufficiency, and poverty. Some Mentawi people have started to study tauhid, and many Muslim women have veiled a lot. However, there are still some who choose pigs, done in secret. The government urgently needs to pay attention to Islamization in the Mentawai.

 

Islamisasi di Mentawai terjadi di tengah-tengah mayoritas nonmuslim, dimana lebih dominan masyarakat beragama Kristen Protestan dan Kristen Katolik. Belum lagi kepercayaan lokal yang dianut oleh masyarakat Mentawai yang bertentang dengan agama Islam. Karakteristik lokalitas masyarakat Mentawai yang ramah, baik dan sangat menghargai tamu menjadi salah satu alasan terjadinya Islamisasi di Mentawai. Penelitian ini merupakan kualitatif analisis. Data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara dengan pendakwah yang peduli dengan Islamisasi di Mentawai. Untuk teknik analisis data menggunakan teknik analisis data Miles dan Huberman, yang terdiri dari reduksi data, penyajian dan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses Islamisasi yang terjadi di Mentawai berjalan damai, tetapi karena kurangnya pembinaan masyarakat Mentawai kembali menjadi murtad. Masyarakat Mentawai masuk Islam dengan melakukan negosiasi, seperti pendidikan, perkawinan, adanya kesadaran diri sendiri dan karena faktor kemiskinan. Sebagian masyarakat Mentawai sudah mulai belajar tauhid dan perempuan Muslim telah banyak berjilbab. Walaupun masih ada yang memelihara babi, tapi dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Sangat diperlukan kepedulian dari pemerintah untuk memperhatikan Islamisasi di Mentawai.

References

Abidin, Buya Mas’ud. “Pendakwak Di Mentawai, Wawancara Pribadi,†n.d.

Abidin, Masoed. “Islam Dalam Pelukan Muhtadin Mentawai, 30 Tahun Perjalanan Dakwah Ilallah, Mentawai Menggapai Cahaya Iman.†Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, 1997.

Alatas, Alwi. “Penyebaran Islam Di Nusantara.†Alam Islami Category, n.d.

Azra, Azyumardi. “Islamisasi Jawa.†Studia Islamika 20, no. 1 (2013).

“Badan Pusat Statistik Kepulauan Mentawai,†2020.

Baiti, Rosita, and Abdur Razzaq. “Teori Dan Proses Islamisasi Di Indonesia.†Wardah 15, no. 2 (2014): 133–145.

Bambang, Rudito. “Masyarakat Dan Kebudayaan Suku Bangsa Mentawai.†Fisip Universitas Andalas, 1999.

Delfi, Maskota. “Sipuisilam Dalam Selimut Arat Sabulungan Penganut Islam Mentawai Di Siberut.†Al-Ulum 12, no. 1 (2012): 1–34.

Devi, Silvia. “Adaptasi Masyarakat Di Tuapejat Kabupaten Kepulauan Mentawai Provinsi Sumatera Barat.†Jurnal Penelitian Sejarah Dan Budaya 3, no. 2 (2017): 871–893.

Erlinda, Rita, Epic Andra, Wekke, and Ismail Suardi. “Kearifan Lokal Dalam Wacana Dakwah,†n.d.

Hamiyatun, N. “Peranan Sunan Ampel Dalam Dakwah Islam Dan Pembentukan Masyarakat Muslim Nusantara Di Ampel Denta.†Dakwatuna: Jurnal Dakwah Dan Komunikasi Islam 5, no. 1 (2019): 38–57.

Hati, Putri Citra. “Dakwah Pada Masyarakat Minangkabau: Studi Kasus Pada Kaum Padri.†Islamic Communication Journal 3, no. 1 (2018): 105–120.

Irman, Irman. “Dinamika Kehidupan Mualaf Dan Dakwah Pendekatan Konseling Islam Di Kabupaten Kepulauan Mentawai Sumatera Barat.†In Proceding AICIS XII Kemenag RI, 1150–1164, 2012.

Latief, Hilman. “Islamic Charities and Dakwah Movements in a Muslim Minority Island: The Experience of Nissan Muslims.†Journal of Indonesian Islam 6, no. 2 (2012): 221–244.

Murtopo, Bahrun Ali. “Etika Berpakaian Dalam Islam: Tinjauan Busana Wanita Sesuai Ketentuan Islam.†Tajdid 1, no. 2 (2017): 243–251.

Naim, Mochtar. “Kehidupan Agama Di Mentawai" dalam Majalah Bulanan Mimbar Ulama, No. 8 Tahun I Februari†8 (1977): 35.

Pujiraharjo, Sidarta, and Bambang Rudito. “Magi Sebagai Acuan Identitas Orang Mentawai Dalam Hubungan Antar Suku Bangsa.†Jurnal Antropologi Fisip Unand, 2014.

Rosyani, Ika. “Kehidupan Arat Sabulungan Dalam Masyarakat Tradisional Mentawai.†Diss. Universitas Pendidikan Indonesia, 2013.

Rudito. Masyarakat Dan Kebudayaan Suku Bangsa Mentawai. Padang: Laboratorium Antropologi Mentawai Fak. Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas, 1999.

Shihab, M.Quraish. Membumikan Alquran : Fungsi Dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat. Bandung: Mizan, 2001.

SK NO, Kebijakan. “Kebijakan Pemerintah SK No. 167/P.M,†1954.

Sugiyono, Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif Dan R&D, 2010.

Syafrizal, Achmad. “Sejarah Islam Nusantara.†Islamuna: Jurnal Studi Islam 2, no. 2 (2015): 235–253.

“UU RI No. 49,†1999.

Zalman, Mitra. “Dampak Kebijakan Pemerintah SK N0. 167/PM/1954 Terhadap Perkembangan Islam Di Mentawai.†Fakultas Adab & Humaniora UIN Syarif Hidayatullah. Badan Pusat Statistik Kepulauan Mentawai Tahun, 2020.

Downloads

Submitted

2021-04-14

Accepted

2021-07-07

Published

2021-06-30