Penalaran Siswa Laki-laki dan Perempuan dalam Proses Pembelajaran Matematika

Authors

  • Pipit Firmanti Program Studi Pendidikan Matematika IAIN Bukittinggi

DOI:

https://doi.org/10.30983/jh.v1i2.220

Abstract

Abstrak Dalam matematika proses bernalar menjadi salah satu komponen penting yang perlu diasah karena penalaran dapat berguna dalam memecahkan masalah yang tidak hanya bersifat matematis namun juga berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan bernalar seseorang dapat mencari penyelesaian dari masalah yang sedang dihadapinya. Proses penalaran dalam pembelajaran matematika dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya perbedaan jenis kelamin terutama dalam cara menyelesaikan masalah matematika dan penarikan kesimpulan. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa perempuan tidak cukup berhasil mempelajari matematika dibandingkan dengan laki-laki. Selain itu perempuan hampir tidak pernah mempunyai ketertarikan yang menyeluruh pada soal-soal teoritis seperti laki-laki. Namun di lain pihak, tidak sedikit siswa perempuan yang memiliki keberhasilan dalam kemampuan matematika. Hal ini dipengaruhi oleh penalaran mereka masing-masing. Penulisan makalah ini bertujuan untuk menganalisis beberapa hasil penelitian tentang penalaran siswa laki-laki dan perempuan dalam pembelajaran matematika. Metodologi yang digunakan adalah studi kepustakaan. Makalah ini menemukan bahwa penalaran siswa perempuan dan laki-laki cenderung berbeda. Siswa laki-laki menggunakan penyelesaian yang lebih fleksibel dibandingkan perempuan. Sedangkan dalam penarikan kesimpulan siswa perempuan lebih cermat dan teliti serta cakap dalam mengkomunikasikan ide yang diperolehnya.

References

DAFTAR PUSTAKA

Amir, Zubaidah. 2013. Perspektif Gender dalam Pembelajaran Matematika. Marwah. Vol. XII No. 1 Juni

Bassey, Sam William et. al. (2008). Gender Differences and Mathematics Achievement of Rural Senior Secondary Students in Cross River State, Nigeria. http://cvs.gnowledge.org/episteme3/pro_pdfs/09-bassyjoshua-asim.pdf.(Online) diakses tanggal 27 November 2012

Clerkin, Ben and Fiona Macrae. (2006). Men Are More Intelligent Than Women, Claims New Study. http://www.dailymail.co.uk/news/article- 405056/Men-intelligent-women-claims-new-study.html. (Online) diakses tanggal 27 November 2012

English, Lyn D. 2004. Mathematical and Analogical Reasoning of Young Learners. London: Lawrence Erlbaum Assosiates Publisher.

Firmanti, Pipit. 2014. Profil Berpikir Deduktif Siswa SMP dalam Menyelesaikan Masalah Geometri Ditinjau dari Gender. Tesis. PPs Unesa Surabaya.

Laili, Nur Hidayati. (2009). Proses Berfikir Siswa SMA Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Ditinjau Dari Perbedaan Gaya Belajar Dan Perbedaan Gender. Tesis. PPs Unesa Surabaya.

Maccoby, E, and C.N. Jacklin. (1974). Psychology of Sex Differences. Stanford: Standford University Press

Muhsetyo, Gatot, Pembelajaran Matematika SD, Jakarta: Universitas Terbuka, 2009.

Nafi’an, Muhammad Ilman. (2011). Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita. Ditinjau Dari Gender Di Sekolah Dasar Yogyakarta: Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. Yogyakarta 3 Desember 2011.

Nunsiyah, Siti. 2011. Proses Berpikir Siswa dalam Memecahkan Masalah Soal Cerita dengan Langkah-langkah Polya pada Pokok Bahasan Bentuk Aljabar Ditinjau Dari Perspektif Gender. Skripsi. Universitas Sebelas Maret

Ramadan. (2010). Perbedaan tindak tanduk anak lelaki dan perempuan. http://ramadan.detik.com/read/2010/09/28/131541/1450341/764/perbedaan-tindak-tandukanak-lelaki-dan-perempuan. (Online), diakses 27 November 2012

Ruseffendi, E, T, 1980. Pengajaran Matematika Modern, Bandung.Tarsito.

Shadiq, Fadjar. 2007. Penalaran atau Reasoning. Perlu Dipelajari Para Siswa di Sekolah?. http://prabu.telkom.us/2007/08/29/penalaran-atau-reasoning/ Diakses pada tanggal 11 Maret 2012.

Slameto. (1995). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sriyanto. 2007. Strategi sukses menguasai Matematika. Jakarta: PT. Buku Kita.

Sudjana, Nana. 1992. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Transito

Sumantri, Jujun Suria. 1995. Ilmu dalam Perspektif. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Soemanto, Wasty. (2006). Psikologi Pendidikan: Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sumardyono. 2004. Karakteristik Matematika dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Depdiknas.

Thontowi, Ahmad. 1993. Psikologi Pendidikan. Bandung: Angkasa

Thienhuong. N. Hoang. (2008). The effects of grade level, gender, and ethnicity on attitude and Learning environment in mathematics in high school. www.iejme.com (jurnal online), diakses 23 November 2012

Tina, Wedege. (2007). Gender perspectives in mathematics education: intentions of research in Denmark and Norway. http://people.exeter.ac.uk/pernest/pome20/index.htm. (Jurnal Online), diakses 27 November 2012

Downloads

Submitted

2017-05-21

Accepted

2018-01-17

Published

2018-01-18