The Existence and Contribution of Sufism in Resolving Religious Conflicts

Authors

  • Efendi Efendi UIN Imam Bonjol Padang
  • Endrika Widdia Putri UIN Imam Bonjol Padang
  • Amril Amril UIN Imam Bonjol Padang
  • Gazali Gazali UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

DOI:

https://doi.org/10.30983/it.v7i2.7022

Keywords:

Existence, Challenges, Sufism, Perennial.

Abstract

Abstract

This article aims to explore the existence of sufism and its contribution to resolving religious conflicts. As part of Islamic science, sufism is an esoteric dimension of Islamic teachings that discusses aspects of spirituality. In this context, sufism is used as an approach to achieve peace of mind for its followers. This article uses qualitative methods and literature studies.Datas are collected from various books and other scientific articles analyzed using exploratory, interpretive, and analytical methods. The research results show that the history of the development of sufism has always experienced dynamics and ups and downs. Differences in views always accompany its development between those who recognize and reject sufism as an Islamic science. The struggle between Sunni and Falsafi Sufism cannot be avoided. However, this is not a real problem because the main problem is not the material differences of Sunni and Falsafi Sufism, but rather the political, power, economic, and social intrigue accompanying it. Despite this arrangement, sufism continues to exist to this day and has given rise to the latest developments such as perennial sufism. Perennial sufism is an approach used in sufism to build harmony among humans. In this context, the perennial approach in sufism can be used to resolve religious conflicts. In other words, perennial sufism has contributed as an approach to reducing religious conflict in the modern era with the spirit of religion and the values of tolerance contained in it.

 

Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi eksistensi tasawuf dan konstribusinya bagi penyelesaian konflik keagamaan. Sebagai bagian dari ilmu keislaman, tasawuf merupakan dimensi esoteris ajaran Islam yang membahas aspek spritualitas. Dalam konteks ini, tasawuf dijadikan sebagai pendekatan untuk meraih ketenangan jiwa pengikutnya. Artikel ini menggunakan metode kualitatif dan studi kepustakaan, sehingga data-data bersumber dari berbagai buku dan artikel-artikel ilmiah lainnya yang dianalisis dengan metode eksploratif, interpretatif dan analitis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejarah perkembangan tasawuf selalu mengalami dinamika dan pasang surut. Perbedaan pandangan senantiasa mengiringi perkembangannya antara yang mengakui serta menolak tasawuf sebagai keilmuan Islam. Pergulatan antara tasawuf sunni dan falsafi tidak dapat dihindarkan. Hal demikian bukan masalah, karena permasalahan pokok bukan pada materi tasawuf sunni dan falsafi, melainkan intrik politik, kekuasaan, ekonomi dan sosial yang mengiringinya. Terlepas dari pengaturan itu, tasawuf tetap eksis hingga hari ini dan memunculkan perkembangan terbaru seperti tasawuf perenial. Tasawuf perenial adalah sebuah pendekatan yang digunakan dalam tasawuf untuk membangun harmonisasi sesama manusia. Dalam konteks ini pendekatan perenial dalam tasawuf dapat dijadikan sebagai bentuk penyelesaian konflik keagamaan. Dengan kata lain, tasawuf perenial memiliki kontribusi sebagai salah satu pendekatan dalam meredakan konflik keagamaan pada era modern dengan spirit agama dan nilai- nilai-nilai toleransi yang terkandung padanya.

References

Abdullah, Zainuddin. “Tanbih Al-Masyi Menyoal Wahdatul Wujud: Kasus Abdurrauf Singkel Di Aceh Abad 17 Karya Oman Fathurahman.†Mumtäz 3, no. 1 (2019): 280–88.

Ali, Yunasril. Manusia Citra Ilahi: Pengembangan Konsep Insan Kamil Ibn Arabi Oleh Al Jili. Paramadina, 1997.

Anjum, Tanvir. “Sufism in History and Its Relationship with Power†2 (2006): 221–68.

Anwarudin, Ahmad. “Subjek Dalam Pandangan Dunia Posmodernisme.†Refleksi: Jurnal Kajian Agama Dan Filsafat 13, no. 4 (2013): 443–68. https://doi.org/10.15408/ref.v13i4.910.

As’ad, Mahrus. “Perkembangan Tasawuf Dan Tarekat Baru Mahrus As ’ Ad.†MIQOT: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman XXXVI, no. 1 (2012): 38–55.

Austin, R W J. “A Sufi Saint of the Twentieth Century : Shaikh Aḥmad Al-‘Alawī, His Spiritual Heritage and Legacy.†Journal of the Royal Asiatic Society 105, no. 2 (1973): 158–59. https://doi.org/DOI: 10.1017/S0035869X00130874.

Azhari Noer. “Tasawuf Dalam Peradaban Islam: Apresiasi Dan Kritik.†Ulumuna X, no. 2 (2006): 367–90.

Azra, Azyumardi. Konteks Berteologi Di Indonesia: Pengalaman Islam. Jakarta: Paramadina, 1999.

Bakr, Abū, and Sirj Martin. “The Origins of Sufism.†Islamic Sciences 13, no. 1 (2015): 53–64.

Dahlan, Abd Aziz. Penilaian Teologis Atas Paham Wahdat Al-Wujud (Kesatuan Wujud) Tuhan Alam Manusia Dalam Tasawuf Syamsuddin Sumatrani. IAIN-IB Press, 1999.

Darussalam, Jurnal, and Antasari Banjarmasin. “Sejarah Pemikiran Tasawuf Falsafi Al-Hallaj.†Jurnal Darussalam 9, no. 2 (2009): 13.

Republika. “Diakses Tanggal 4 April .Jam 9.00 Wib,†2018.

Efendi. “Sufisme Martin Lings Dan Kontribusinya Terhadap Perenialisme.†Universitas Islam Negeri (Uin) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020.

Elizabeth Sirriyeh. Sufi dan Anti Sufi . Pustaka Sufi, 2003.

Encung. “Tradisi Dan Modernitas Perspektif Seyyed Hossein Nasr.†Teosofi: Jurnal Tasawuf Dan Pemikiran Islam 2, no. 1 (2012). https://doi.org/https://doi.org/10.15642/teosofi.2012.2.1.201-217.

Fauhatun, Fathin. “Islam Dan Filsafat Perenial: Respon Seyyed Hossein Nasr Terhadap Nestapa Manusia Modern.†Jurnal Fuaduna : Jurnal Kajian Keagamaan Dan Kemasyarakatan 4 (June 30, 2020): 54. https://doi.org/10.30983/fuaduna.v4i1.2728.

Ghazali, Abd. Moqsith. “Corak Tasawuf Al-Ghazali Dan Relevansinya Dalam Konteks Sekarang.†Al-Tahrir 13, no. 1 (2013): 61–85. https://doi.org/https://doi.org/10.21154/al-tahrir.v13i1.7.

Harun Nasution. “Filsafat Dan Mistisisme Dalam Islam.†An-Nida, 1973, 92.

Hasibuan, Armyn. “Neo-Sufisme, Ragam Dan Perkembangannya: Mampukah Membangun Konstruksi Baru.†HIKMAH: Jurnal Ilmu Dakwah Dan Komunikasi Islam 7, no. 2 (2013): 59–74.

Hermawan, Yulius. Transformasi Dalam Studi Hubungn Internasinal : Aktor ,Isu Dan Metodologi,. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.

Husaini, Moulvi S.A.Q. Ibn Al-’ARabi: The Great Muslim Mystic and Thinker. Sh. Muhammad Ashraf, 1996.

Islam, Universitas, and Negeri Walisongo. “Perubahan Sosial Berbasis Tasawuf : Studi Kasus Fethullah Gülen Dan Gülen Movement.†Al-Tahrir 16, no. 1 (2016): 21–46.

Lings, Martin. “In Memoriam : Dr . Martin Lings.†Vincit Omnia Veritas II, no. 1 (2005): 89–98.

———. “Sufi Answers to Questions on Ultimate Reality.†Journal Ultimate Reality and Meaning 13, no. 3 (1979).

Markwith, Zachary. “Muslim Intellectuals and the Perennial Philosophy in the Twentieth Century 1.†Journal Sophia Pereenis 1, no. 1 (2009): 39–98.

Martin Lings. “What Is the Spritual Significance of Civilization,.†Islamica Magazine, 2005.

Nasr, Seyyed Hossein. Islam - Religion, History, and Civilization. HarperSanFrancisco, 2003.

———. Knowledge and the Sacred. New York: State University of New York Press, 1989.

Rumagit, Stev Koresy. “Kekerasan Dan Diskriminasi Antar Umat Beragama Di Indonesia.†Lex Administratum 1, no. 2 (2013): 56–64.

Sanusi, Kasmuri Slamet dan Ihsan. Akhlak Tasawuf : Upaya Meraih Kehalusan Budi Dan Kedekatan Ilahi. Jakarta: Kalam Mulia, 2012.

Silawati. “Pemikiran Tasawuf Hamka Dalam Kehidupan Modern.†An-Nida 40, no. 2 (2015). https://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/Anida/article/download/1502/1294.

Suwandi Sumartias dan Agus Rahmat. “Faktor -Faktor Yang Memegaruhi Konflik Sosial.†Jurnal Penelitian Komunikasi Vol.16, no. No.1 (2013). http//www bppkibandung.id/index.php/jpk/article/download/24.

William C. Chittick. Sufism A Beginner’s Guide. Oneworld Publications, 2000.

Downloads

Submitted

2023-09-21

Accepted

2023-12-31

Published

2023-12-31