Dari Konversi ke Resistensi: Strategi Kebertahanan Agama Lokal dalam Pusaran Pluralitas Terbatas

Authors

  • Apriliyani Harahap Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta
  • Zaenuddin Zaenuddin Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.30983/fuaduna.v4i2.3381

Keywords:

Conversion, Syncretism, Resistance, Indigenous Religion, Limited Pluralism

Abstract

This article discusses the construction of defining religion in Indonesia which cannot be separated from the influence of the world religions paradigm. Indonesia is one of the countries that has implemented a religious management policy based on recognition, through Law no. 1/PNPS 1965 concerning the Prevention of Religious Abuse and/or Blasphemy. This research article focuses on examining how the patterns and strategies adopted by the adherents of local religions in Indonesia can exist in the middle of the vortex of recognition of official religions by the state. With the library research method analyzed using a content analysis approach, this article finds that the patterns and strategies used by adherents of local religions to maintain their existence are conversion or conversion, religious syncretism, and resistance, namely refuses to be affiliated with world religions. The various patterns and strategies that have emerged are the response of local religions to various state policies that co-opt their rights, especially civil rights in services and fulfillment of their needs, including civil registration, access to education, health facilities and facilities, to the registration of marriage.

 Artikel ini membahas tentang konstruksi pendefinisian agama di Indonesia yang tidak lepas dari pengaruh paradigma agama dunia. Indonesia merupakan salah satu negara yang menerapkan kebijakan pengelolaan agama berdasarkan pengakuan, melalui UU No. 1/PNPS Tahun 1965 Tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama. Riset artikel ini fokus untuk mengkaji bagaimana pola dan strategi yang diterapkan oleh para penganut agama Lokal di Indonesia agar dapat eksis di tengah pusaran pengakuan agama-agama resmi oleh negara. Dengan metode studi kepustakaan (library research) yang dianalisis menggunakan pendekatan analisis isi (content analysis), artikel ini menemukan bahwa pola dan strategi yang digunakan oleh penganut agama lokal dalam mempertahankan eksistensinya adalah dengan melakukan konversi atau pindah agama, sinkretisme agama, dan resistensi, yakni menolak untuk diafiliasikan dengan agama dunia. Ragam pola dan strategi yang mengemuka ini sebagai respon agama lokal terhadap berbagai kebijakan negara yang mengkooptasi hak-hak mereka, terutama hak-hak sipil dalam pelayanan dan pemenuhan kebutuhannya, baik pencatatan sipil, akses pendidikan, sarana dan fasilitas kesehatan, hingga pencatatan perkawinan.

References

Aziz Faiz, Abd. “Kebijakan Negara Dalam Mengakomodir Agama Pribumi Perspektif Sosial-Antropologi.†Jurnal Pemberdayaan Masyarakat: Media Pemikiran Dan Dakwah Pembangunan,(2019), https://doi.org/10.14421/jpm.2018.022-01.

Abidin Bagir, Zainal. “Mengkaji Agama di Indonesiaâ€, dalam Samsul Ma’arif, Studi Agama di Indonesia: Refleksi Pengalaman. Yogyakarta: CRCS-UGM, 2016.

Abidin Bagir, Zainal, Moh. Iqbal Ahnaf, Marten Tahun, Budi Asyhari. Laporan Tahunan Kehidupan Beragama di Indonesia 2012. Yogyakarta: Program Studi Agama dan Lintas Budaya Universitas Gadjah Mada, 2012.

Arafat, Yasser. “Analisis Undang-Undang Nomor 1/PNPS/ Tahun 1965 Tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama." Skripsi., Universitas Sebelas Maret, 2010.

Boon, James A. “Mysticism and Everyday Life in Contemporary Java: Cultural Persistence and Change. By Niels Mulder. Singapore: Singapore University Press, 1978, Xix, 150 Pp. Appendix, Glossary, Bibliography, Index. N.p.L.†The Journal of Asian Studies (1979), https://doi.org/10.2307/2053491.

Christianto, Hwian. “Arti Penting Pemberlakuan UU No. l/PNPS/1965.†Jurnal Hukum & Pembangunan 41, no. 3 (2011), https://doi.org/10.21143/jhp.vol41.no3.2.1.

Efendi, A. Masyhur dan Taufani Sukmana Evandri. HAM Dalam Dimensi/Dinamika Yuridis, Sosial, Politik: Dan Proses Penyusunan Aplikasi Ha-Kham (Hukum Hak Asasi Manusia) dalam Masyarakat. Bogor: Ghalia Indonesia, 2010.

Hafid, Abdul. “Sistem Kepercayaan Pada Komunitas Adat Kajang Desa Tanah Towa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.†Patanjala : Jurnal Penelitian Sejarah Dan Budaya, (2013),https://doi.org/10.30959/patanjala.v5i1.150

Howell, Julia D. “Muslims, the New Age and Marginal Religions in Indonesia: Changing Meanings of Religious Pluralism.†Social Compass, (2005) , https://doi.org/10.1177/0037768605058151.

Hurd, Elizabeth Shakman. Beyond Religious Freedom: The New Global Politics of Religion. Princeton NJ: Princeton University Press, 2015, https://doi.org/10.1093/ia/iix014.

Hanan, Abdul. “Fanatisme dan Stigma Sosial Pesantren Miftahul Ulum Terhadap Kelompok Ahmadiyah di Pamekasan." Tesis., Universitas Airlangga, 2006.

Ismail, Nawari. “Strategi Bertahan Kelompok Agama Lokalâ€, Harmoni: Jurnlal Multikultural dan Multireligius 14, no. 3 (September-Desember, 2015): 124.

J, Hasse. “Dinamika Hubungan Islam Dan Agama Lokal di Indonesia: Pengalaman Towani Tolotang Di Sulawesi Selatan.†Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama Dan Sosial Budaya, (2016), https://doi.org/10.15575/jw.v1i2.744.

_______. “Kebijakan Negara Terhadap Agama Lokal ‘Towani Tolotang’ Di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan.†Journal of Government and Politics, (2010), https://doi.org/10.18196/jgp.2010.0009.

Krispendoff, Klaus. Analisis Isi Pengantar Teori Dan Metodologi. Yogyakarta Penerbit Kanisius, 1993.

Kholiludin, Tedi. Kuasa Negara atas Agama: Politik Pengakuan, Diskursus Agama Resmi dan Diskriminasi Hak Sipil. Semarang: RaSAIL, 2009.

Maarif, Samsul. “Meninjau Ulang Definisi Agama, Agama Dunia, dan Agama Leluhur†dalam Ihsan Ali Fauzi et.al., Kebebasan, Toleransi, dan Terorisme: Riset dan Kebijakan Agama di Indonesia. Jakarta: PUSAD Paramadina, 2017.

Mawaza, Jayyidan Falakhi and Rohit Mahatir Manese. “Pengikut Sapta Darma Di Tengah Pluralitas Terbatas,†Palita: Journal of Social Religion Research, (2020), https://doi.org/10.24256/pal.v5i1.1273.

Mauritz, Yohannest. “Agama Kaharingan Bukan Budaya’: Catatan Proses Inklusif Agama Lokal Melalui Revitalisasi Nilai (Studi Orang-Orang Kaharingan di Desa Rubung Buyung Sampit Kalimantan Tengah),†dalam Intoleransi, Revitalisasi Tradisi dan Tantangan Kebinekaan Indonesia, ed. Ahmad Suaedy. Jakarta: Abdurahman Wahid Center, 2017.

Ropi, Ismatu. Religion and Regulation in Indonesia. Singapore: Palgrave Macmillan, 2017, https://doi.org/10.1007/978-981-10-2827-4.

Radjab, Suryadi. Indonesia, Hilangnya Rasa Aman: Hak Asasi Manusia dan Transisi Politik Indonesia). Jakarta: PBHI dan The Asia Foundation, 2002.

Rachmanto, “Era Baru Agama Lokal,†dalam https://m.detik.com/news/kolom/d-3726048/era-baru-agama-lokal, diakses tanggal 19 Desember 2020.

Sukirno. “Diskriminasi Pemenuhan Hak Sipil Bagi Penganut Agama Lokal.†Administrative Law and Governance Journal, (2018), https://doi.org/10.14710/alj.v1i3.231-239.

Subagya, Rahmat. Kepercayaan dan Agama. Yogyakarta: Kanisius, 1995.

______________. Kepercayaan – Kebatinan – Kerohanian – Kejiwaan – dan Agama. Yogyakarta: Kanisius, 1976.

Soehadha, Moh. “Pengertian Antropologis Tentang Agama Dan Pengertian Oleh Negara Tentang Agama Di Indonesia.â€Esensia 6, no. 2 (Juli 2005): 189.

_______________. Metode Penelitian Sosial Kualitatif Untuk Studi Agama. Yogyakarta: Suka Press, 2012.

Suhanah, ed. Dinamika Agama Lokal di Indonesia. Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, 2014.

Seno Adji, Oemar. Perkembangan Hukum Pidana dan Hukum Acara Pidana Sekarang dan di Masa yang akan Datang. Jakarta: Pantjuran Tujuh, 1983.

_____________. Herziening-Ganti Rugi, Suap, Perkembangan Delik. Cetakan Kedua. Jakarta: Erlangga, 1984.

Soedarto. Hukum Pidana dan Perkembangan Masyarakat: Kajian terhadap Pembaharuan Hukum Pidana. Bandung: Sinar Baru, 1983.

Sugiyarto, Wakhid. “Eksistensi Agama Hindu Kaharingan di Kota Palangkaraya Kalimantan Tengahâ€, Jurnal Multikiltural dan Multireligius 15, no. 3 (Desember 2016): 10.

Sudarto. “Rekognisi Agama Lokal Prasyarat Menuju Demokrasi Majemukâ€, Jurnal Fuaduna: Jurnal Kajian Keagamaan dan Kemasyarakatan 3, no. 2 (2019): 92-105, https://10.30983/fuaduna.v3i2.2547.

Suparlan, Parsudi. Orang Sakai di Riau: Masyarakat Terasing dalam Masyarakat Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1995.

Wedasantara, Ida Bagus Oka and I Nyoman Suarsana. “Formalisasi Beragama Penganut Marapu Melalui Pendidikan Formal Pada Masyarakat Kampung Tarung Di Sumba Barat, NTT,†Humanis, (2019), https://doi.org/10.24843/jh.2019.v23.i02.p12.

Woodward, Mark. â€Hubungan Agama-Negara di Indonesia: Sebuah Perspektif Komparatif†dalam Bernard Adeney Risakotta, Mengelola Keragaman di Indonesia: Agama dan Isu-isu Globalisasi, Kekerasan, Gender, dan Bencana di Indonesia. Bandung: Mizan Pustaka, 2015.

Zuhdi, Muhammad Harfin. “Islam Wetu Telu (Dialektika Hukum Islam dengan Tradisi Lokal).†Istinbath: Jurnal Hukum Islam 13, no. 2 (Desember 2014): 174.

Downloads

Submitted

2020-08-05

Accepted

2020-12-26

Published

2020-12-31