Praktik Martuppak Martahi di Desa Sibargot Kabupaten Labuhanbatu Sumatera Utara Ditinjau dari Perspektif Utang Piutang

Authors

  • Laila Afni Rambe Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.30983/alhurriyah.v5i2.2939

Keywords:

Accounts Payable, Martuppak Martahi, Walimah.

Abstract

The factors underlying the writer in discussing this title see the Sibargot Village community doing Martuppak Martahi practices in the Walimah program. Then there is a repayment of money that has been given in Walimah, furthermore it is not known included in the payment of accounts payable or only limited to giving. Whereas in Islam, the loan receivables contract must be clear, both in terms of payment time and in terms of the amount of money that must be paid. The purpose of this research is to find out the practice of Martuppak Martahi in the Walimah event in Sibargot Village in terms of Debt Debt Perspectives. The method used is field research using interview techniques. Then the data is analyzed using qualitative descriptive analysis methods. From the results of the analysis conducted by the author on these data it can be concluded that according to the perspective of accounts receivable debt, Martuppak Martahi practices are not accounts receivable debt, but are included in the giving off and this is permissible.


Faktor yang melatarbelakangi penulis dalam membahas judul ini melihat masyarakat Desa Sibargot melakukan praktik Martuppak Martahi dalam acara walimah. Kemudian adanya pembayaran kembali uang yang telah diberikan di walimah, selanjutnya hal itu tidak diketahui termasuk dalam pembayaran utang piutang atau hanya sebatas pemberian semata. Sedangkan dalam Islam, akad utang piutang yang dilakukan harus jelas, baik dari segi waktu pembayaran maupun dari segi jumlah uang yang harus dibayarakan. Adapun tujuan dalam penelitian untuk mengetahui praktik Martuppak Martahi  dalam acara walimah di Desa Sibargot ditinjau dari perspektif utang piutang. Metode yang digunakan yaitu penelitian lapangan dengan menggunakan teknik wawancara. Kemudian data tersebut dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Dari hasil analisis yang penulis lakukan terhadap data tersebut dapat disimpulkan bahwa menurut perspektif utang piutang praktik Martuppak Martahi bukanlah merupakan utang piutang tapi termasuk kepada pemberian lepas dan praktik tersebut boleh dilakukan.


Author Biography

Laila Afni Rambe, Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

REBUTLAH HARI INI KARENA ESOK MASIH ABU-ABU

References

Almunawawarah, Tri dan Muhammad Ngasifuddin. “‘Praktik Utang Piutang Dalam Membangun Rumah Dengan Sistem ‘Titip’ Dilihat Dari Perspektif Ekonomi Syariah.†Al-Intaj: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu 5, no. 1 (Maret 2019).

Arriza, Muhammad Rifqi. “Teori Dan Praktek Akad Qardh (Hutang-Piutang) Dalam Syariat Islam.†Ijtihad 9, no. 2 (Sya’ban: 1436/2015).

Aziz, Abdul dan Ramdansyah. “Esensi Utang Dalam Konsep Ekonomi Islam.†Bisnis 4, no. 1 (2016): 128.

Baihaki, Achmad dan Evi Malia. “Arisan Dalam Perspektif Akuntansi.†Jamal: Jurnal Akuntansi Multiparadigma 9, no. 3 (Desember 2019).

Basjar, Ahmad Azhar. Asas-Asas Hukum Muamalah. Jakarta, n.d.

Cahyadi, Adi. “Mengelola Hutang Dalam Perspektif Islam.†Esensi: Jurnal Bisnis Dan Manajemen 4, no. 1 (April 2014).

Creswell, John W. Penelitian Kualitatif Dan Desain Riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014.

Departemen Agama. Al-Qur’an Dan Terjemahannya. Bandung: CV Penerbit J-ART, 2004.

Diantoro, Giyoto. “Perlindungan Hukum Terhadap Pelaku Perjanjian Adat Dalam Transaksi Utang Piutang Dalam Perspektif Hukum (Studi Kasus Pada Unit Simpan Pinjam Masyarakat Di Desa Tenggak Kec. Sodoharjo Kab Sragen.†Jurisprudence 4, no. 2 (September 2014).

Djazuli, A. Kaidah-Kaidah Fikih. Jakarta: Kencana, 2006.

Doi, A Rahman. Muamalah Syariah III. Jakarta: Raja Grafindo, 1996.

Fanika, Noor dan Ashif Az Zafi. “Pandangan Islam Terhadap Adat Kebiasaan Hutang Piutang Masyarakat Desa Daren Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara.†Tafqquh: Jurnal Hukum Ekonomi Syariah Dan Akhwal Syakhsiyah 5, no. 1 (2020).

Fanika, Noor. “Pandangan Islam Terhadap Adat Kebiasaan Hutang Piutang Masyarakat Desa Daren Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara.†Tafaqquh: Junal Hukum Ekonomi Dan Ahawl as Syahsiyah, n.d., 32.

Hasibuan, Samsuddin (Tamu Undangan), Wawancara, 23 September 2017.

Kamil, M Srg, Nawir Yuslem, Hafsah. “Tradisi Akad Mandondon Di Masyarakat Tapanuli Selatan Ditinjau Dari Hukum Islam.†At-Tafahum: Journal of Islamic Law 2, no. 1 (Januari-Juni 2018).

Lubis, Kholillah (Masyarakat), Wawancara, 18 Oktober 2019.

Muslich, Ahmad Wardi. Fiqh Muamalah. Jakarta: Amzah, 2013.

Nurhidayah (Pelaksana Walimah), Wawancara, 20 Mei 2018.

Poerwadarminto. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2013.

Pohan, Normaiyah (Tamu Undangan), Wawancara, 10 September 2018.

Saputri, Eviana Dwi dan Muhammad Hasyim Ashari. “Tradisi Buwuh Dalam Perspektif Akuntansi Piutang Dan Hibah Di Kecamatan Lowokwaru Kota Malang.†Prive: Jurnal Ijtihat, Akuntansi Dan Keuangan 2, no. 1 (2019).

Sayyid, Sabiq. Fiqh Al-Sunnah. Beirut: Dar Al-Fikr, n.d.

Shihab, M Quraish. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati, 2002.

Sondakh, Jemmy, dkk. “Sistem Adat Pada Mapalus Rumah Etnis Tonsawang Di Tombatu Minahasa Tenggara.†Lex Et Societatis 4, no. 8 (Oktober: 2018)

Syarifuddin, Amir. Garis-Garis Besar Fiqh. Jakarta: Kencana, 2010.

Syaukan, M Asy. Alnail Al Autar. Beirut: Thaba’ atil As-Sani, 1997.

Tua, Mula (Pemuka Agama), Wawancara, 15 Maret 2018.

Uwaidah, Syaikh Kamil Muhammad. Fiqh Wanita. Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar, 2006.

Yuswalina. “Hutang Piutang Dalam Perspektif Fiqh Muamalah Di Desa Ujung Tanjung Kecamatan Banyuasin.†Intizar 19, no. 2 (2013).

Downloads

Published

2020-12-31

Citation Check