ETOS KERJA WANITA PEKERJA ROTAN DI DESA BARU DUSUN SELATAN KABUPATEN BARITO SELATAN KALIMANTAN TENGAH

Work Ethic Women Rattan Workers

Authors

December 31, 2017

Downloads

Some scholars argue that a farmer's mental attitude, including the main worker or laborer, is a subsintence attitude. The above opinion, it seems not entirely acceptable, especially if faced with the reality of the lives of working women or rattan workers in Dusun Baru, South Barito Regency, Central Kalimantan Province. The research of qualitative research with phenomenological study is aimed to find out work ethic of working woman labor in Dusun Baru Central Kalimantan. The result of the research shows that there are two categories of their work ethic level, namely work ethic, first, “Uluwat bawi ji rubber bagawi†(Dayak Bakumpai Language) means woman having high work ethic, with the following characteristics: have high working hours (ranged between 38 to 45 hours per week), clever with respect to time, work quality oriented, able to see and take advantage of existing opportunities, have today's principles must be better than yesterday and tomorrow should be better than today, view that education for children is very important and life must be frugal. Both “Bawi jijida hawas ban bagawi†(Dayak Bakumpai Language), meaning low woman work ethos, with characteristics as follows: The number of working hours is low (ranging between 18 to 28 hours per week), not able to take advantage of time, less creative viewing and taking advantage of opportunities that do not have a better foresight Sebagian ahli berpendapat bahwa sikap mental petani, termasuk pekerja atau buruh yang utama, adalah sikap subsintens. Pendapat di atas, tampaknya tidak seluruhya dapat diterima, terutama jika dihadapkan dengan realitas kehidupan wanita pekerja atau buruh rotan di Desa Baru Kecamatan Dusun Selatan, Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah. Penelitian penelitian kualitatif dengan kajian fenomenologis ini bertujuan untuk mengetahui etos kerja wanita pekerja/buruh rotan di Desa Baru Kalimantan Tengah. Hasil penelitian menunjukkan ada dua kategori tingkatan etos kerja mereka, yakni etos kerja, pertama, uluh bawi ji karetap bagawi (Bahasa Dayak Bakumpai) artinya wanita yang memiliki etos kerja tinggi, dengan ciri-ciri sebagai berikut: memiliki jam kerja yang tinggi ( berkisar antara 38 sampai 45 jam per minggu), pandai menghargai waktu, berorientasi pada kualitas kerja, mampu melihat dan memanfaatkan peluang yang ada, memiliki prinsip hari ini harus lebih baik dari kemaren dan besok harus lebih baik dari hari ini, berpandangan bahwa pendidikan bagi anak sangat penting dan hidup harus hemat. Kedua Bawi jijida hawas cangkal bagawi (Bahasa Dayak Bakumpai), artinya wanita yang rendah etos kerjanya, dengan ciri-ciri sebagai berikut: Jumlah jam kerja rendah (berkisar antara 18 sampai dengan 28 jam perminggu), tidak mampu memanfaatkan waktu, kurang kreatif melihat dan memanfaatkan peluang yang ada tidak memiliki pandangan ke depan yang lebih baik