NIKAH SUBARANG AYIE VERSUS NIKAH SYARIAH KONTESTASI SIMBOLIK BERAGAMA YANG TERKALAHKAN DI LIMA PULUH KOTA SUMATERA BARAT

Authors

  • Aidil Alfin IAIN Bukittinggi
  • Ali Rahman IAIN Bukittinggi

DOI:

https://doi.org/10.30983/humanisme.v3i2.2107

Abstract

Pernikahan Subarang Ayie is a marriage that is held across the river in Lareh Sago Halaban District in which the marriage is doing illegally or siri, without any binding administration. The marriage is not carried out in accordance with applicable legal and statutory procedures. The practice of this marriage has been going on for a very long time and has been assisted by the prelude actor who carries out his position as a prince in marriage but did his practice in silence. There are several negative impacts as a result of this marriage, including the loss of children's rights, lose the acknowledgment of man’s responsibilities, the susceptive of underage marriages, the susceptible to divorce, the occurrence of marital sanctification and so on. These conditions give bad impacts on society. This kind of marriage across the river should get attention and removal in the order it is no longer happen.

References

Abdul Rahman Ghazali, 2012. Fiqh Munakahat, Jakarta: Kencana renada Media Group

Amir Syarifuddin, 2006. Hukum PerkawinanIslam di Indonesia; Antara Fiqh Munakahat dan Undang-Undang Perkawinan,Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

Abdul Manan. 2006. Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indoensia.Jakarta:Kencana.

Amiur Nuruddin & Azhari Akmal Taringan. 2006, Hukum Perdata Islam di Indonesia; Studi Kritis Perkembangan Hukum Islam dari Fikih, Undang-Undang Nomor 1/1974, sampai KHI, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

Abdul Manan, , 2006.Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia , Jakarta:Kencana Prenada Media Group

Citra Umbara,. 2006. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam, Bandung: Citra Umbara.

Gani, A. Abullah 1991.Himpunan Perundang-undangan dan Peraturan Peradilan Agama, Jakarta. PT.Intermasa

Giddens, A. 2000. The third way jalan ketiga pembaruan demokrasi sosial. Jakrta: PT. Gramedia.

Hamid Sarong, 2010. Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, Banda Aceh: Yayasan PeNA,

Harpani, Matnuh . 2916. “Perkawinan di Bawah Tangan dan Akibat Hukumnya Menurut Hukum Perkawinan Nasional. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 11, Mei 2016.

Happy Susanto, 2017. Nikah Siri Apa Untungnya. Jakarta. Visi Media

Mardjono, Hartono. 1997. Menegakan Syariat Islam dalam Konteks Keindonesiaan Mizan. Bandung.

Masjfuk Zuhdi, 1996. Nikah Sirri, Nikah di Bawah Tangan, dan Status Anaknya Menurut Hukum Islam dan Hukum Positif, Jurnal Mimbar Hukum Aktualisasi Hukum Islam, Jakarta: Al-Hikmah &Ditbinbapera Islam.

Neng Djubaidah, 2012. Pencatatan Perkawinan dan Perkawinan Tidak Dicatat menurut Hukum Tertulis di Indonesia dan Hukum Islam. Jakarta: Sinar Grafika.

Ramulyo, Mohammad Idris.Hukum Perkawinan Islam Suatu Analisis Dari UU Nomor 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta.

Santoso, 2016. Jurnal Yudistira. Vol. 7, No. 2.

Saidus Syahar, 2001. Undang-Undang Perkawinan dan Masalahnya (ditinjau dari Segi Hukum Islam), Alumni. Bandung.

Satria Effendi M. Zein, 2004. Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer, Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Taufiqurrahman Syahuri 2013. Legislasi Hukum Perkawinan Di Indonesia; Pro-Kontra Pembentukannya Hingga Putusan Mahkamah Konstitusi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Downloads

Submitted

2019-09-07

Accepted

2019-12-19

Published

2019-12-19