The Marital Rape Phenomenon as A Form of Gender Oppression: An Analysis of the Urgency of Sexual Consent MubÄdalah's Perspective
DOI:
https://doi.org/10.30983/humanisme.v7i2.8104Keywords:
Marital Rape, MubÄdalah, Sexual Consent, Sexual ViolenceAbstract
Many women continue to face cases of sexual abuse in biological relationships between husband and wife, sometimes known as marital rape. This phenomenon is often considered taboo to be discussed, conveyed, and addressed. So in turn, the phenomenon of marital rape becomes a problem that cannot be resolved immediately. In particular, the main question in this research is how Islamic law views the phenomenon of marital rape in husband-and-wife relations and whether the urgency of sexual consent from the mubadalah perspective is a step to prevent marital rape. This research is included in the category of library research with a qualitative approach, data collection techniques with documentation types, data processing techniques with descriptive-analytic methods, and an analytical framework with mubÄdalah theory. The results of this study show that the act of marital rape due to unequal sexual relations between husband and wife is part of an act of violence, both physically and psychologically. Islam prohibits sexual intercourse through coercion and violence. Husband-wife relationships in any condition must have an element of pleasure from each party, meaning that there should be no coercion from both. Thus, sexual consent education needs to be pursued to become a preventive spirit and safe behaviour for instilling a foundation of mutual respect between individuals. This is expected to pave the way for married couples to enjoy a healthy and happy relationship for both parties.
masih banyak dialami oleh perempuan. Fenomena ini sering dianggap tabu untuk dibicarakan, disampaikan dan disikapi. Sehingga pada gilirannya fenomena marital rape menjadi permasalahan yang tidak segera ditanggulangi. Secara spesifik, pertanyaan utama dalam penelitian ini ialah bagaimana hukum Islam memandang fenomena marital rape dalam hubungan suami istri dan bagaimana urgensi sexual consent perspektif mubadalah sebagai upaya preventif terjadinya martial rape. Kajian ini termasuk pada kategori penelitian kepustakaan dengan pendekatan kualitatif, teknik pengumpulan data jenis dokumentasi, teknik pengolahan data dengan metode deskriptif-analisis, dan kerangka analisa dengan teori mubÄdalah. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa tindakan marital rape akibat hubungan seksual yang tidak seimbang antara suami istri merupakan bagian dari tindakan kekerasan, baik secara fisik maupun psikis. Islam melarang hubungan seksual dengan paksaan dan kekerasan. Hubungan suami istri dalam kondisi apapun harus ada unsur kesenangan dari masing-masing pihak, artinya tidak boleh ada unsur paksaan dari keduanya. Dengan demikian, pendidikan sexual consent perlu diupayakan guna menjadi semangat preventif dan safe behaviour dalam menanamkan landasan saling menghargai antar individu. Hal ini diharapkan mampu membuka jalan untuk pasangan suami istri agar dapat menikmati hubungan yang sehat dan membahagiakan bagi kedua belah pihak.
References
Aini, Annisa Qurrota. “Fenomena Marital Rape : Hukum Dan Konsekuensinya Dalam Perspektif Islam.†Al-Ahkam Jurnal Ilmu Syari’ah Dan Hukum 07, no. 01 (2022): 1–10.
Amalia, Solihah and. “Marital Rape (Kekerasan Seksual Dalam Perkawinan) Perspektif Budaya Hukum Dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang PKDRT.†Palastren: Jurnal Studi Gender 15, no. 01 (2022): 150.
Andayani, Trijayanti Putri, and Nurul Hidayat. “The Sexual Negotiation Space of Women in the Marital Rape in Jember.†Jurnal ENTITAS SOSIOLOGI 8, no. 2 (2019): 53. https://doi.org/10.19184/jes.v8i2.16651.
Anggraeniko, Kania, dan Saepulloh. “Marital Rape Sebagai Suatu Kekerasan Dalam Rumah Tangga Dalam Prespektif Hukum Islam Dan Positif Indonesia.†Jurnal Asy-Syari’ah 24, no. 01 (2022).
Anggraeniko, Litya Surisdani, Dede Kania, and Usep Saepulloh. “Marital Rape Sebagai Suatu Kekerasan Dalam Rumah Tangga Dalam Prespektif Hukum Islam Dan Positif Indonesia.†Asy-Syari’ah 24, no. 1 (2022): 163–78. https://doi.org/10.15575/as.v24i1.18453.
Ardiansyah. “Kekerasan Seksual Dalam Rumah Tangga (Studi Komparasi Hukum Islam Dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga).†Qiyas: Jurnal Hukum Islam Dan Peradilan 01, no. 01 (2016): 79–92.
Az-Zuhaili, Wahbah. Fiqih Islam Wa Adillatuhu, Terj. Abdul Hayyie Al-Kattani, Dkk. Jilid 9. Jakarta: Gema Insani, 2011.
———. Fiqih Islam Wa Adillatuhu, Terj. Abdul Hayyie Al-Kattani, Dkk. Jilid 6. Jakarta: Gema Insani, 2011.
Darussamin. “Marital Rape Sebagai Alasan Perceraian Dalam Kajian MaqÄá¹£id Syarī’Ah.†Jurnal Al-Ahwal 12, no. 01 (2019): 84–96.
Darussamin, Zikri. “Marital Rape Sebagai Alasan Perceraian Dalam Kajian MaqÄá¹£id Syarī’Ah.†Al-Ahwal 12, no. 1 (2019): 84–98. https://ejournal.uin-suka.ac.id/syariah/Ahwal/article/view/1727/1599.
Fimela. “Pandangan Islam Terhadap Perkosaan Dalam Pernikahan.†Lifestyle, 2023. https://www.fimela.com/lifestyle/read/3777230/pandangan-islam-terhadap-perkosaan-dalam-pernikahan.
Idrus, Nurul Ilmi. Marital Rape: (Kekerasan Seksual Dalam Perkawinan). Yogyakarta : Pusat Penelitian Kependudukan UGM, 1999. https://perpustakaan.komnasperempuan.go.id/web/index.php?p=show_detail&id=2475.
Khairul Akbar, dkk. “Marital Rape Dalam Perspektif Hukum Positif Indonesia Dan Hukum Islam.†Mitsaq: Islamic Family Law Journal 02, no. 01 (2023): 41–56.
Khoirul Anwar, Muhammad, Aghnia Nuha Zahidah, and Khildaniyah Ridho. “Perspektif Islam Terhadap Pemerkosaan Dalam Pernikahan.†Al Burhan: Jurnal Kajian Ilmu Dan Pengembangan Budaya Al-Qur’an 21, no. 02 (2022): 255–66. https://doi.org/10.53828/alburhan.v21i02.385.
Kodir, Faqih Abdul. “Hadits Laknat Malaikat Terhadap Istri Yang Menolak Melayani Seks Suami: Pendekatan Psikologi Mubadalah.†Mubadalah.id, 2020. https://mubadalah.id/hadits-laknat-malaikat-terhadap-istri-yang-menolak-melayani-seks-suami-pendekatan-psikologi-mubadalah/.
Kodir, Faqihuddin Abdul. Perempuan Bukan Makhluk Domestik: Mengaji Hadis Pernikahan Dan Pengasuhan Dengan Metode Mubadalah. Bandung: Afkaruna.id, 2022.
———. Perempuan Bukan Sumber Fitnah: Mengaji Ulang Hadis Dengan Metode Mubadalah. Bandung: Afkaruna.id, 2021.
———. QirÄ’ah MubÄdalah: Tafsir Progresif Untuk Keadilan Gender Dalam Islam. Yogyakarta: IRCiSoD, 2019.
Kodir, Faqihuddin Abdul, and Uswatun Khasanah. “Marial Rape Sebagai Alasan Perceraian Dalam Kajian Mubadalah,†no. 1 (2023): 89–107.
Manumpahi, Edwin, dkk. “Kajian Kekerasan Dalam Rumah Tangga Terhadap Psikologi Anak Di Desa Soakonora Kecamatan Jailolo Kabupaten Halmahera Barat.†E-Journal: Acta Diurna V, no. 01 (2016): 1–5.
N, Ela Hodijah. “Pendidikan Sexual Consent Perspektif Tujuan Pendidikan Nasional Dan Pendidikan Islam (Jenis Studi Teks Draft RUU P-KS Tahun 2016 BAB I Pasal 1 Ayat 1).†Al-Mujaddid: Jurnal Ilmu-Ilmu Agama 03, no. 01 (2021): 1–20.
Nur Rofiah. “Perkosaan Dalam Perkawinan Perspektif Islam.†Mubadalah.id, 2023. https://mubadalah.id/perkosaan-dalam-perkawinan-perspektif-islam/.
“Pemikiran Wahbah Al-Zuhaili Tentang Pemerkosaan Suami Terhadap Istri,†n.d. https://repository.uinbanten.ac.id/8109/6/BAB IV.pdf.
Pendahuluan, B A B I, and A Latar Belakang Masalah. “Marital Rape Sebagai Politik Kuasa Relasi Seksual Di Indonesia Dalam Perspektif Feminisme Kate Millet,†2021, 397346. http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/207371.
Perempuan, Bincang. “Marital Rape: Bingkai Hukum Di Indonesia.†Bincangperemouan.com, 2023. https://bincangperempuan.com/marital-rape-dalam-bingkai-hukum-di-indonesia/.
Sari, Silvia Nahla, and Muhammad Rosyid Ridho. “Maritale Rape Dalam Perspektif Qira ’ Ah MubÄdalah Dan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual†01, no. 2 (2023): 1–9.
Siburian, Riskyanti Juniver. “Marital Rape Sebagai Tindak Pidana Dalam RUU-Penghapusan Kekerasan Seksual.†Jurnal Yuridis 7, no. 1 (2020): 149. https://doi.org/10.35586/jyur.v7i1.1107.
SIMFONI-PPA. “Peta Sebaran Jumlah Kasus Kekerasan Menurut Provinsi.†Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, 2023. https://kekerasan.kemenpppa.go.id/ringkasan.
Solihah, Cucu, and Mia Amalia. “Marital Rape ( Kekerasan Seksual Dalam Perkawinan ) Perspektif Budaya Hukum Dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang PKDRT†15, no. 1 (2022): 149–76.
Tabayyun Pasinringi. “Marital Rape Dan ‘Consent’ Dalam Pernikahan.†Magdalene, 2021. https://magdalene.co/story/magdalene-
Downloads
Submitted
Accepted
Published
Issue
Section
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0. that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).