Modality Journal: International Journal of Linguistics and Literature
https://ejournal.uinbukittinggi.ac.id/index.php/modality
<p><em><strong>Modality Journal: International Journal of Linguistics and Literature</strong></em> <strong>(e-ISSN : <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20210624271885646">2798-0723</a> | p-ISSN : <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20210625561509416">2798-1258</a>)</strong> is a journal which is published by <a href="https://uinbukittinggi.ac.id/">Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi</a>, West Sumatera Indonesia. The journal is published twice a year in June and December.</p>en-US<p><strong>Authors who publish with this journal agree to the following terms:</strong></p><ol><li>Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a <a href="https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/">Creative Commons Attribution License</a> that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.</li><li>Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.</li><li>Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See <a href="http://opcit.eprints.org/oacitation-biblio.html" target="_blank">The Effect of Open Access</a>).</li></ol><p><strong><br /></strong></p>irwandi@iainbukittinggi.ac.id (Dr. Irwandi, M.Pd)yulifdaelinyuspita@uinbukittinggi.ac.id (Yulifda Elin Yuspita, M.Kom)Fri, 30 Aug 2024 04:14:22 +0000OJS 3.3.0.17http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss60Indonesian Tourism Village Potentials, Marketing Strategies And Language: A Case of Wringinsongo Village
https://ejournal.uinbukittinggi.ac.id/index.php/modality/article/view/8367
<p>Realizing that each human being is naturally gifted with numerous talents, the objective of the study is to identify the potentials of Wringinsongo village and the marketing strategies the village has implemented to realize a tourism village. Wringinsongo village has abundant natural and human resources waiting to be explored, namely Sumberingin swimming pond, multipurpose building, natural clean water source, and local products such as traditional drinks made from turmeric, banana and papaya chips, as well as Jemblem, a traditional snack made from fried cassava. This study employed a descriptive qualitative design. The data collection methods were in-depth interviews, observations, and documentation. The findings revealed that due to some changes in management, the BUMDes has yet to be able to apply optimal marketing strategies. Furthermore, the village did not have any promotional videos or social media. The marketing strategies using a language approach were used to spread information about Wringinsongo village and its potential. It is expected that the village management will implement marketing strategies that use a language approach more frequently to support the development of Wringinsongo village into a tourism village. The marketing strategy using a language approach is to use attractive captions containing information about the facilities, infrastructure, and various potentials of Wringinsongo Village.</p> <p><strong>Abstrak </strong></p> <p><em>Menyadari bahwa setiap manusia secara alami memiliki berbagai bakat, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi Desa Wringinsongo dan strategi pemasaran desa yang telah diterapkan untuk mewujudkan desa wisata. Desa Wringinsogo memiliki sumber daya alam dan manusia yang melimpah untuk dijelajahi, yaitu kolam renang Sumberingin, gedung serbaguna, sumber air bersih alami, dan produk lokal seperti minuman tradisional yang terbuat dari kunyit, pisang dan keripik pepaya serta Jemblem, camilan tradisional yang terbuat dari singkong goreng. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data adalah wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Temuan mengungkapkan sehubungan dengan beberapa perubahan dalam manajemen, BUMDes belum dapat menerapkan strategi pemasaran yang optimal. Selain itu, desa tidak memiliki video promosi atau media sosial, strategi pemasaran menggunakan pendekatan bahasa, untuk menyebarkan informasi tentang desa Wringinsongo dan potensinya. Diharapkan manajemen desa dapat menerapkan strategi pemasaran yang menggunakan pendekatan bahasa lebih sering untuk mendukung pengembangan Desa Wringinsongo menjadi desa wisata. Strategi pemasaran menggunakan pendekatan Bahasa adalah dengan menggunakan caption yang menarik berisi informasi tentang sarana, prasarana dan berbagai potensi yang dimiliki oleh Desa Wringinsongo.</em></p>Hiqma Nur Agustina, Nugrahaningtyas, Maya Rizki Fauzia
Copyright (c) 2024 Hiqma Nur Agustina, Nugrahaningtyas, Maya Rizki Fauzia
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
https://ejournal.uinbukittinggi.ac.id/index.php/modality/article/view/8367Sun, 30 Jun 2024 00:00:00 +0000The Role of Grammar in Learning-Teaching English: EFL Learners’ Belief
https://ejournal.uinbukittinggi.ac.id/index.php/modality/article/view/8004
<p align="center"><strong>ABSTRACT</strong></p> <p>This research aims to investigate the learners' beliefs dealing with the role of grammar in learning-teaching English at one State University in Jambi. The population of this study included English study program students at FKIP, Universitas Jambi, with the sample consisting of second-, third- and fourth-year students who have taken grammar courses. The questionnaire was used to get the quantitative data. To support the discussion of the findings obtained quantitatively, the interviews with 3 participants were conducted. Data of questionnaire were analyzed by Google Form Statistic and Excel Aplication. Meanwhile, qualitative data from interviews were analyzed with the help of the NVivo application. The data strongly indicate that EFL learners at the university where this research was conducted hold a shared belief in the crucial role of English grammar in their learning process. The specific emphasis is on writing skills, especially in academic and formal contexts. It provides valuable insights for language educators and policymakers in tailoring effective language education strategies for these learners.</p> <p align="center"><strong>ABSTRAK</strong></p> <p><em>Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki keyakinan peserta didik yang berhubungan dengan peran tata bahasa dalam belajar-mengajar bahasa Inggris di salah satu Universitas Negeri di Jambi. Populasi penelitian ini meliputi mahasiswa program studi bahasa Inggris di FKIP Universitas Jambi, dengan sampel terdiri dari mahasiswa tahun kedua, ketiga dan keempat yang telah mengambil mata kuliah tata bahasa. Kuesioner digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif. Untuk mendukung pembahasan temuan yang diperoleh secara kuantitatif, dilakukan wawancara dengan 3 partisipan. Data kuesioner dianalisis dengan Google Form Statistic dan Excel Aplication. Sementara itu, data kualitatif hasil wawancara dianalisis dengan bantuan aplikasi NVivo. Data tersebut secara jelas menunjukkan bahwa pelajar EFL di universitas tempat penelitian ini dilakukan memiliki keyakinan bersama akan peran penting tata bahasa Inggris dalam proses pembelajaran mereka. Penekanan khusus adalah pada keterampilan menulis, terutama dalam konteks akademik dan formal. Ini memberikan wawasan berharga bagi pengajar bahasa dan pembuat kebijakan dalam menyesuaikan strategi pendidikan bahasa yang efektif untuk pelajar ini</em></p>Nely - Arif, Eddy Haryanto, Rosinta Norawati, Sri Wachyuni, Duti Volya
Copyright (c) 2024 Nely - Arif
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
https://ejournal.uinbukittinggi.ac.id/index.php/modality/article/view/8004Sun, 30 Jun 2024 00:00:00 +0000Grammatical Features of African American Vernacular English In King of Killbranch Album
https://ejournal.uinbukittinggi.ac.id/index.php/modality/article/view/8375
<p>This research aimed to identify and analyze the grammatical features of African American Vernacular English (AAVE) used in King Of Killbranch album by BIG30. This research also aimed to identify the most dominant grammatical feature of African American Vernacular English (AAVE) used in King Of Killbranch album. A case study method was applied to this research. The grammatical features of AAVE were analyzed based on the theories proposed by Wolfram (2004). The data analysis procedures included reading the song lyrics, sorting and identifying song lyrics that contain AAVE grammatical features, and examining the data using Wolfram's theory. The results showed that 10 grammatical features were found such as copula absence, invariant "be", completive done, sequential be done, remote “been”, simple past had+verb, specialized auxiliaries, irregular verbs, subject-verb agreement, other verb phrase structures, negation, nominals, and question formation. Furthermore, the most dominant grammatical feature of AAVE in this album is copula absence.</p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p> </p> <p><em>Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis fitur gramatikal African American Vernacular English (AAVE) yang digunakan dalam album King Of Killbranch milik BIG30. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi fitur gramatikal African American Vernacular English (AAVE) yang paling dominan digunakan dalam album King Of Killbranch. Metode studi kasus diterapkan pada penelitian ini. Fitur tata bahasa AAVE dianalisis berdasarkan teori yang diajukan oleh Wolfram (2004). Prosedur analisis data meliputi membaca lirik lagu, mengidentifikasi dan mengklasifikasikan lirik lagu yang mengandung ciri gramatikal AAVE, dan menguji data menggunakan teori Wolfram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 10 ciri gramatikal seperti copula absence, invariant "be", completive done, sequential be done, remote “been”, simple past had+verb, specialized auxiliaries, irregular verbs, subject-verb agreement, other verb phrase structures, negation, nominals, dan question formation Selain itu, ciri gramatikal AAVE yang paling dominan dalam album ini adalah copula absence.</em></p>Rio Raka Fatra, Anit Pranita Devi
Copyright (c) 2024 Rio Raka Fatra, Anit Pranita Devi
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
https://ejournal.uinbukittinggi.ac.id/index.php/modality/article/view/8375Sun, 30 Jun 2024 00:00:00 +0000The Practicality of Embedding Digital Technology In Pre-Service EFL Teacher
https://ejournal.uinbukittinggi.ac.id/index.php/modality/article/view/8371
<p>This research examines how pre-service teachers in Bukittinggi are taught and learn in their teaching practicum by using digital technology in the classroom. The focus of the study is on the obstacles they face due to the lack of teaching resources and the importance of using technology comprehensively, where teaching methodology and subject matter work together. Six pre-service teachers in Bukittinggi were invited to participate in the case study approach used in this research, which aims to gain an in-depth understanding of their experiences. Data was collected through video recordings of their teaching and learning process, in-person observations, interviews, and analysis of their lesson plans and teaching materials. Despite the pre-service teachers having strong knowledge and experience in using technology for classroom teaching, they often encounter difficulties when trying to implement it. This is primarily due to problems with the school's technology, poor internet connection, and limited support from their advisors. As a result, the pre-service teachers still prefer to use advanced technology devices and conventional teaching methods. The research highlights a significant difference between what the pre-service teachers have learned and how they apply it in their teaching practices. To help teachers use technology more efficiently, schools need to enhance their technology infrastructure and support.</p> <p><em>Penelitian ini mengkaji mengenai bagaimana para calon guru di Bukittinggi menerapkan proses pengajaran dan pembelajaran dalam praktik belajar mengajar mereka menerapkan teknologi digital di kelas. Penelitian ini berfokus pada tantangan yang dihadapi terhadap keterbatasan sumber daya pengajaran dan integrase penggunaan teknologi yang penting dilakukan secara komprehensif terhadap metode pengajaran, dan materi pelajaran. Terdapat enam mahasiswa yang merupakana calon guru di Bukittinggi yang dipilih sebagai responden dari penelitian ini. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus untuk mengkaji secara mendalam mengenai pengalaman mereka dalam mengintegrasikan teknologi digital dalam proses belajar mengajar. Pengumpulan data dilalukan melalui perekaman video terhadap proses pengajaran dan pembelajaran dan obeservasi langsung, interview, serta analisis rencana pelajaran dan bahan pengajaran mereka. Meskipun mereka memiliki pengalaman dan pengetahuan yang kuat tentang penggunaan teknologi untuk pengajaran kelas, mereka sering menghadapi kesulitan dalam menerapkannya ke dalam praktik kelas. Hal ini disebabkan oleh beberapa masalah tentang teknologi sekolah, koneksi internet yang buruk, dan keterbatasan dukungan dari guru pamong mereka. Hal itu menyebabkan penggunaan perangkat teknologi dan cara pengajaran konvensional masih lebih disukai untuk diterapkan oleh mereka. Penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara apa yang telah dipelajari oleh calon guru dengan penerapannya dalam praktik pengajaran mereka. Untuk membantu guru menggunakan teknologi secara lebih efisien, sekolah harus meningkatkan teknologi dan dukungan mereka.</em></p> <p><strong><em>Kata Kunci</em></strong><strong>:</strong> <em>mahasiswa calon guru, teknologi, praktek mengajar</em></p>Muthia Rahman, Haris Sandra
Copyright (c) 2024 Muthia Rahman, Haris Sandra
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
https://ejournal.uinbukittinggi.ac.id/index.php/modality/article/view/8371Sun, 30 Jun 2024 00:00:00 +0000A Language Production In Children With Dysarthria Language Disorder: A Psycholinguistic Study
https://ejournal.uinbukittinggi.ac.id/index.php/modality/article/view/8374
<p>The process of language production can be impeded by various language disorders, one of which is dysarthria. Dysarthria is a condition characterized by abnormalities in the nervous system that affect the functioning of the articulatory muscles or speech organs, leading to uncertain pronunciation of both vowel and consonant phonemes. This study aims to reveal the form of language production in children with dysarthria and analyze the types of errors in their language production. The research is grounded in psycholinguistic theory and employs the error classification theories of McCaffrey (2008), M. F. Berry, and John Bisension to analyze language disorder errors. A descriptive qualitative method is used, with data sourced from speech sound production in children with dysarthria. Data collection techniques include interviews and pronunciation tests. Data analysis follows the Miles and Huberman (1994) framework, encompassing data reduction, data display, and conclusion drawing. Findings indicate that language production in children with dysarthria is marked by unclear articulation, weak voice, rapid speech tempo, and difficulties in phoneme pronunciation. Error types identified include phoneme distortion, omission, and substitution.</p> <p><strong>Abstrak </strong></p> <p><em>Proses produksi bahasa dapat terhambat oleh berbagai gangguan bahasa, salah satunya adalah disartria. Disartria adalah kondisi yang ditandai dengan kelainan pada sistem saraf yang mempengaruhi fungsi otot artikulator atau organ bicara, yang mengakibatkan ketidakpastian dalam pengucapan fonem vokal maupun konsonan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bentuk produksi bahasa pada anak-anak dengan disartria dan menganalisis jenis kesalahan dalam produksi bahasa mereka. Penelitian ini berlandaskan teori psikolinguis dan menggunakan teori klasifikasi kesalahan gangguan bahasa dari McCaffrey (2008), M. F. Berry, dan John Bisension untuk menganalisis kesalahan gangguan bahasa. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif, dengan sumber data dari produksi suara bicara pada anak-anak dengan disartria. Teknik pengumpulan data mencakup wawancara dan tes pengucapan. Analisis data mengikuti kerangka kerja Miles dan Huberman (1994), meliputi reduksi data, tampilan data, dan penarikan kesimpulan. Temuan penelitian menunjukkan bahwa produksi bahasa pada anak-anak dengan disartria ditandai dengan artikulasi yang tidak jelas, suara yang lemah, tempo bicara yang cepat, dan kesulitan dalam pengucapan fonem. Jenis kesalahan yang diidentifikasi meliputi distorsi fonem, penghilangan fonem, dan substitusi fonem.</em></p> <p><strong><em>Kata Kunci</em></strong><em>: produksi bahasa, disartria, psikolinguistik.</em></p>Rasya Risyafa Putri
Copyright (c) 2024 Rasya Risyafa Putri
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
https://ejournal.uinbukittinggi.ac.id/index.php/modality/article/view/8374Sun, 30 Jun 2024 00:00:00 +0000English As A Second Language Acquisition From School Activities and Online Video Games
https://ejournal.uinbukittinggi.ac.id/index.php/modality/article/view/8373
<p>Psycholinguistics is the study of mental processes involved in producing and understanding language, as well as the mechanisms through which humans acquire it. Second Language Acquisition (SLA) examines how individuals learn a language other than their mother tongue. In this context, a second language (L2) refers to any non-primary or additional language, regardless of its numerical order of acquisition. This study investigates how English, as a second language, is acquired through elementary school activities and online video games, applying Stephen Krashen's theory of SLA. Using a descriptive qualitative research method, data were collected through a phased interview process with 6th-grade elementary students, aged 12. The findings reveal that the respondents acquired 127 English vocabulary items and sentences, primarily from dominant vocabulary used in these two contexts. The results highlight how engagement in both formal educational settings and interactive gaming environments contributes to vocabulary acquisition, underscoring the practical application of Krashen's theory in varied learning environments.</p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Psikolinguistik adalah studi tentang proses mental yang terlibat dalam memproduksi dan memahami bahasa, serta mekanisme yang digunakan manusia untuk memperoleh bahasa. Akuisisi Bahasa Kedua (Second Language Acquisition/SLA) mempelajari bagaimana individu mempelajari bahasa selain bahasa ibu mereka. Dalam konteks ini, bahasa kedua (L2) mengacu pada bahasa non-primer atau tambahan, tanpa memandang urutan akuisisinya. Penelitian ini mengkaji bagaimana bahasa Inggris sebagai bahasa kedua diperoleh melalui kegiatan di sekolah dasar dan video game online, dengan menerapkan teori SLA dari Stephen Krashen. Menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, data dikumpulkan melalui proses wawancara bertahap dengan siswa kelas 6 SD yang berusia 12 tahun. Temuan penelitian ini mengungkapkan bahwa responden memperoleh 127 kosakata dan kalimat bahasa Inggris, terutama dari kosakata dominan yang digunakan dalam dua konteks tersebut. Hasil ini menyoroti bagaimana keterlibatan dalam lingkungan pendidikan formal dan lingkungan permainan interaktif berkontribusi terhadap perolehan kosakata, menggarisbawahi penerapan praktis teori Krashen dalam lingkungan belajar yang bervariasi.</p> <p><strong><em>Kata Kunci: </em></strong><em>psikolinguistik, </em><em>pe</em><em>me</em><em>rolehan bahasa kedua, siswa, kegiatan sekolah</em><em>, online video games.</em></p>Nurul Auliya Rohmah
Copyright (c) 2024 Nurul Auliya Rohmah
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
https://ejournal.uinbukittinggi.ac.id/index.php/modality/article/view/8373Sun, 30 Jun 2024 00:00:00 +0000Using VoA (Voice of America) to Improve Speaking Abilities of Autism Students in Learning English
https://ejournal.uinbukittinggi.ac.id/index.php/modality/article/view/8342
<p>This research explained the English Language learning in the context of improving speaking abilities of autism students using VoA (Voice of America). Voice of America (VOA) is interactive media universal broadcaster possessed by the Joined together States government, which has broadcast different programs in 53 dialects since 1942 based in Washington, DC. This research focused in fourth grades of Banyuates Special School in 2023/2024 academic year who were taught using of media VoA Learning English in Website. This research is a quantitative research which also applied quasi experimental research which aims at finding out the effectiveness of using VoA as a Learning English website to improve the autistic student's speaking ability. This research involves two groups that were observed; they were experimental group and control group. The data were gathered for finding out the effectiveness of using VoA as a Learning English website to improve the autistic student's speaking ability. The finding showed that the use of VoA Learning English is effective through comparing the data between the experimental group and the control group in which it got < 0.05, which means H0 is rejected and H1 is accepted. It can be concluded that the VoA Learning English is effective as a medium in the teaching and learning process to improve students' speaking skills if the significant tailed results are < 0.05</p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Penelitian ini menjelaskan tentang pembelajaran Bahasa Inggris untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa autis dengan menggunakan VoA (Voice of America) Voice of America (VOA) dapat diartikan sebagai media penyiaran interaktif yang dimiliki oleh pemerintah Amerika Serikat yang telah menyiarkan berbagai program dalam 53 dialek sejak tahun 1942 yang berpusat di Washington DC. Penelitian ini difokuskan pada siswa kelas IV Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Banyuates tahun ajaran 2023/2024 yang diajar dengan menggunakan media pembelajaran bahasa Inggris berbasis website. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode quasi eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan media VoA dalam website pembelajaran bahasa Inggris untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa autis. Penelitian ini melibatkan dua kelompok yang diamati dalam desain penelitian ini yakni kelompok eksperimen dan kelompok control. Penelitiian ini bertujuan untuk mengumpulkan data terkait dengan efektivitas penggunaan VoA sebagai situs web pembelajaran bahasa Inggris untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa autis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan VoA efektif yang diketahui dengan cara membandingkan hasil nilai antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dan mendapatkan hasil < 0,05 yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Dapat disimpulkan bahwa VoA Learning English efektif sebagai media dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa jika hasil signifikan tailed < 0.05.</p> <p><strong><em> </em></strong></p> <p><strong><em>Kata Kunci</em></strong> : <em>Pembelajaran Bahasa Inggris, siswa autis, VoA (Voice of America)</em></p>Amir Hamzah
Copyright (c) 2024 Amir Hamzah
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
https://ejournal.uinbukittinggi.ac.id/index.php/modality/article/view/8342Sun, 30 Jun 2024 00:00:00 +0000“I Had Changed My Name … To Break With The Past”: Identity Crisis Of African Americans In Maurice C. Ruffin’s Novel Entitled We Cast A Shadow (2019)
https://ejournal.uinbukittinggi.ac.id/index.php/modality/article/view/8426
<p>This study explores identity crisis in Maurice Carlos Ruffin's We Cast A Shadow (2019), focusing on African Americans' struggles for societal acceptance and personal fulfillment. Anchored in Franz Fanon's postcolonial theory (2008), the analysis examines the protagonist's negotiation of identity against a backdrop of historical oppression and systemic racism. The study employs a detailed literary analysis of the novel's prose to reveal how the protagonist's journey from childhood adversity to adulthood reflects a broader quest for self-actualization amid prejudice and inequality. Central to this exploration is the protagonist's aspiration to transcend their Blackness and assimilate into the dominant White American paradigm, highlighting the impact of internalized racism and societal pressures. The narrative poignantly depicts the erosion of the protagonist's agency as they resort to drastic measures to conform to an idealized standard of beauty and acceptance. This transformation into a semblance of Whiteness serves as a powerful allegory for the existential struggles of marginalized individuals navigating identity politics. Through a nuanced analysis of textual motifs and character dynamics, this study underscores the ongoing relevance of identity crises in contemporary discourse and emphasizes the need for societal introspection and transformation toward racial equity and inclusion.</p> <p><strong>Abstrak </strong></p> <p> </p> <p><em>Studi ini mengeksplorasi krisis identitas dalam novel We Cast A Shadow (2019) karya Maurice Carlos Ruffin, dengan fokus pada perjuangan orang Afrika-Amerika untuk diterima oleh masyarakat dan memenuhi kebutuhan pribadi. Berdasarkan teori postkolonial Franz Fanon (2008), analisis ini meneliti negosiasi identitas protagonis dalam konteks penindasan sejarah dan rasisme sistemik. Studi ini menggunakan analisis sastra yang mendetail dari prosa novel untuk mengungkap bagaimana perjalanan protagonis dari masa kanak-kanak yang penuh kesulitan hingga dewasa mencerminkan pencarian jati diri yang lebih luas di tengah prasangka dan ketidakadilan. Pusat dari eksplorasi ini adalah aspirasi protagonis untuk melampaui kulit hitam mereka dan berasimilasi ke dalam paradigma Dominan </em><em>Kulit </em><em>Putih Amerika, menyoroti dampak rasisme internal dan tekanan masyarakat. Narasi ini secara menyentuh menggambarkan pengikisan agensi protagonis ketika mereka resorting pada langkah drastis untuk menyesuaikan diri dengan standar kecantikan dan penerimaan ideal. Transformasi ini menjadi kesamaan dengan </em><em>kulit </em><em>Putih berfungsi sebagai alegori yang kuat untuk perjuangan eksistensial individu terpinggirkan dalam politik identitas. Melalui analisis mendalam terhadap motif tekstual dan dinamika karakter, studi ini menekankan relevansi berkelanjutan dari krisis identitas dalam wacana kontemporer dan menekankan perlunya introspeksi masyarakat dan transformasi menuju kesetaraan dan inklusi rasial.</em></p> <p><em>Kata Kunci: Identitas Afrika-Amerika, Krisis Identitas, Pascakolonial.</em></p>Leni Marlina, Rika Handayani, Delvi Wahyuni, Ritma Ritma
Copyright (c) 2024 Mrs. Lina, Rika Handayani, Delvi Wahyuni, Ritma Ritma
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
https://ejournal.uinbukittinggi.ac.id/index.php/modality/article/view/8426Sun, 30 Jun 2024 00:00:00 +0000