https://ejournal.uinbukittinggi.ac.id/index.php/islamt/issue/feed Islam Transformatif : Journal of Islamic Studies 2024-03-08T02:26:57+00:00 Syafwan Rozi syafwanrozi@iainbukittinggi.ac.id Open Journal Systems <p><strong>Islam Transformatif : Journal of Islamic Studies</strong> is a Scientific Journal published in full online using the Open Journal System with e-ISSN 2599-2171 and p-ISSN 2599-218X since 2016. Articles are published twice in one year. Islam Transformatif Journal is published by Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi in collaboration with Himpunan Peminat Ilmu-Ilmu Ushuluddin (HIPIUS) Postgraduate Program under the direct supervision of Rumah Jurnal Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi. Islam Transformatif Journal publishes both empirical and normative scientific research journals on everything about Islamic studies such as Islamic Philosophy, Theology and Thought, Islamic Education, Islamic Social and Culture Issues, Islamic Laws Issues, and others.</p> https://ejournal.uinbukittinggi.ac.id/index.php/islamt/article/view/6942 Family Quality of Life as A Determinant of The Environmental Attitude in Muslim Students 2024-03-08T02:22:17+00:00 Hasbullah Hasbullah Raudatussalamah Raudatussalamah Mukhlis Mukhlis Putri Miftahul Jannah Salmiyati Salmiyati <p><strong>Abstract</strong></p><p>Environmental Attitude is a positive or caring attitude that influences individual behavior to engage in activities related to the surrounding environment. Family Quality of Life (FQOL) is one of the main factors that influence students to have a caring attitude toward their environment, especially at school. This research aims to examine the role of family quality of life (FQOL) on environmental awareness (environmental attitude) among high school students in Riau Province. The subjects in this research were 734 students from 5 high schools who lived with their parents in Riau Province. The selection of schools in this research was carried out using non-probability sampling techniques based on accidental sampling. The data collection technique in this research was carried out by administering an environmental attitude and Family Quality of Life (FQOL) scale. Data analysis in this research was carried out using multiple regression techniques. Based on the results of the analysis that has been carried out, it shows a significant influence between the Family Quality of Life (FQOL) variable on Environmental Attitude. This means that the quality of family life for students can greatly influence their attitude of caring for the environment, especially at school.</p><p><em> </em></p><p><em>Environmental Attitude merupakan sikap positif atau kepedulian yang mempengaruhi perilaku inidividu untuk terlibat dalam aktivitas yang berkaitan dengan lingkungan sekitarnya. Kualitas kehidupan dalam keluarga atau Family Quality of Life (FQOL) menjadi salah satu faktor utama yang dapat mempengaruhi siswa memiliki sikap peduli terhadap lingkungannya terutama di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran kualitas hidup keluarga (FQOL) terhadap kepedulian lingkungan (environmental attitude) pada siswa SLTA di Provinsi Riau. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 734 siswa dari 5 SLTA yang tinggal bersama orangtua di Provinsi Riau. Pemilihan sekolah dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik random sampling dan pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik non probability sampling berdasarkan aksidental sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadministrasikan instrumen penelitian skala environmental attitude dan Family Quality of Life (FQOL). Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik regresi berganda. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Family Quality of Life (FQOL) terhadap Environmental Attitude. Artinya bahwa kualitas dalam kehidupan keluarga bagi siswa dapat memberikan pengaruh besar terhadap sikap kepeduliannya dengan lingkungan terutama di sekolah.</em></p> 2023-12-31T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Hasbullah, Raudatussalamah, Mukhlis, Putri Miftahul Jannah, Linda Aryani, Salmiyati https://ejournal.uinbukittinggi.ac.id/index.php/islamt/article/view/7022 The Existence and Contribution of Sufism in Resolving Religious Conflicts 2024-03-08T02:22:17+00:00 Efendi Efendi Endrika Widdia Putri Amril Amril Gazali Gazali <p align="left"><strong>Abstract <em></em></strong></p><p>This article aims to explore the existence of sufism and its contribution to resolving religious conflicts. As part of Islamic science, sufism is an esoteric dimension of Islamic teachings that discusses aspects of spirituality. In this context, sufism is used as an approach to achieve peace of mind for its followers. This article uses qualitative methods and literature studies.Datas are collected from various books and other scientific articles analyzed using exploratory, interpretive, and analytical methods. The research results show that the history of the development of sufism has always experienced dynamics and ups and downs. Differences in views always accompany its development between those who recognize and reject sufism as an Islamic science. The struggle between Sunni and Falsafi Sufism cannot be avoided. However, this is not a real problem because the main problem is not the material differences of Sunni and Falsafi Sufism, but rather the political, power, economic, and social intrigue accompanying it. Despite this arrangement, sufism continues to exist to this day and has given rise to the latest developments such as perennial sufism. Perennial sufism is an approach used in sufism to build harmony among humans. In this context, the perennial approach in sufism can be used to resolve religious conflicts. In other words, perennial sufism has contributed as an approach to reducing religious conflict in the modern era with the spirit of religion and the values of tolerance contained in it.<em></em></p><p><strong><em> </em></strong></p><p><em>Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi eksistensi tasawuf dan konstribusinya bagi penyelesaian konflik keagamaan. Sebagai bagian dari ilmu keislaman, tasawuf merupakan dimensi esoteris ajaran Islam yang membahas aspek spritualitas. Dalam konteks ini, tasawuf dijadikan sebagai pendekatan untuk meraih ketenangan jiwa pengikutnya. Artikel ini menggunakan metode kualitatif dan studi kepustakaan, sehingga data-data bersumber dari berbagai buku dan artikel-artikel ilmiah lainnya yang dianalisis dengan metode eksploratif, interpretatif dan analitis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejarah perkembangan tasawuf selalu mengalami dinamika dan pasang surut. Perbedaan pandangan senantiasa mengiringi perkembangannya antara yang mengakui serta menolak tasawuf sebagai keilmuan Islam. Pergulatan antara tasawuf sunni dan falsafi tidak dapat dihindarkan. Hal demikian bukan masalah, karena permasalahan pokok bukan pada materi tasawuf sunni dan falsafi, melainkan intrik politik, kekuasaan, ekonomi dan sosial yang mengiringinya. Terlepas dari pengaturan itu, tasawuf tetap eksis hingga hari ini dan memunculkan perkembangan terbaru seperti tasawuf perenial. Tasawuf perenial adalah sebuah pendekatan yang digunakan dalam tasawuf untuk membangun harmonisasi sesama manusia. Dalam konteks ini pendekatan perenial dalam tasawuf dapat dijadikan sebagai bentuk</em><em> </em><em>penyelesaian konflik keagamaan. Dengan kata lain, tasawuf perenial memiliki kontribusi sebagai salah satu pendekatan dalam meredakan konflik keagamaan pada era modern dengan spirit agama dan nilai- nilai-nilai toleransi yang terkandung</em><em> </em><em>padanya.</em></p> 2023-12-31T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Efendi, Amril, Endrika Widdia Putri https://ejournal.uinbukittinggi.ac.id/index.php/islamt/article/view/7341 Indonesian Exegetists and Multiculturalism: Study about Hamka and Muhammad Quraish Shihab’s Idea on Multiculturalism 2024-03-08T02:22:17+00:00 Syaik Abdillah Ris’an Rusli <p><strong>Abstract</strong></p><p>This article aims to discuss the idea of multiculturalism from the views of two Indonesian figures, Hamka and Quraish Shihab. Dawam Rahardjo (2010) argues that the principle of multiculturalism in Indonesia has not been properly understood because it is littered with mutual suspicion and concern, especially among majority and minority groups. In real terms, the idea of multiculturalism has not been received by Muslims in general. Firmly, the MUI and Kisdi (Indonesian Committee for Islamic World Solidarity) reject pluralism (2005); Multiculturalism as a pluralistic perspective is not only about recognizing and respecting the plurality of realities but also paying attention to aspects of interaction and the existence of each culture as equal entities. Based on the author's observations, the Qur'an contains many verses that can be used as a basis for building cooperation, mutual respect, tolerance and appreciation, a willingness to accept diversity, reconciliation between people, and peaceful coexistence between cultural groups, based on the principle of justice and equality, and others multiculturalism principles. The methods used in this article are the content analysis method and the comparative method. Furthermore, this research uses historical and sociological approaches.</p><em>Artikel ini bertujuan untuk membahas tentang gagasan multikulturalisme dari pandangan dua tokoh Indonesia, yaitu Hamka dan Quraish Shihab. Dawam Rahardjo (2010), melihat bahwa prinsip multikulturalisme di Indonesia belum dipahami secara benar, karena dikotori oleh sikap saling curiga dan kekhawatiran, terutama kelompok mayoritas dan minoritas. Secara riel, gagasan tentang multikulturalisme belum mendapat penerimaan yang memadai dari umat Islam pada umumnya. Secara tegas, MUI dan Kisdi (Komite Indonesia untuk Solidaritas Dunia Islam) menolak paham pluralisme (2005); Multikulturalisme sebagai cara pandang kemajemukan bukan hanya sekedar mengakui dan menghormati kemajemukan realitas, tapi juga memperhatikan aspek interaksi dan keberadaan setiap kebudayaan sebagai entitas yang setara dan memiliki hak yang setara pula di tengah masyarakat. Berdasarkan pengamatan penulis, Al-Qur’an banyak memuat ayat yang bisa dijadikan asas untuk membangun kerjasama, saling menghormati, toleransi dan penghargaan, kesediaan untuk menerima keragaman, rekonsilidasi antarmanusia, dan hidup berdampingan secara damai antarkelompok budaya, berdasarkan prinsip keadilan, kesetaraan, dan prinsip multikulturalisme lainnya. Metode yang akan digunakan dalam penyusunan artikel ini adalah metode analisis isi (content analysis)dan metode komparatif. Lebih lanjut, penelitian ini menggunakan pendekatan historis dan sosiologis.  </em> 2023-12-31T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Syaik Abdillah, Ris’an Rusli https://ejournal.uinbukittinggi.ac.id/index.php/islamt/article/view/7568 Pela Gandong Among the Communities of Hatu, Haya, and Tehua in 1999-2000 2024-03-08T02:22:17+00:00 Johan Robert Saimima Zakaria Eiromkuy Rouli Retta Trifena Sinaga <p><strong>Abstract</strong></p><p>This article aims to explain the Pela Gandong among the Christian community of Hatu Village, the Islamic community of Haya Village, and the Islamic community of Tehua Village during communal conflicts of 1999-2004 in Maluku, in Hatu Village exactly. Pela Gandong had functioned to prevent violence and maintain humanity among them because the three communities lived Pela Gandong as their cultural fraternity. This research uses a qualitative approach using literature study and interviews with Christian figures from the Christian community of Hatu Village. All the data about Pela Gandong is arranged through historical research methods (heuristic stage, criticism stage, auffassung stage, and darstellung stage). The results of this study are: (1) the history of the survival of the Christian community in Hatu Village in the midst of communal conflict which only lasted in 1999-2000, because the community with the two other villages lived in Pela Gandong; (2) the meaning of Pela Gandong as the integration of the three villages at that time, that was a pattern of relation fought among the three villages based on cultural fraternity manifested in various humanitarian activities reciprocally that united them despite their different religions, that contributing to the cessation of conflicts based on multidimensional issues; and (3) the importance of it’s preservation post-conflict. </p><p><strong> </strong></p><p align="left"><em>Artikel ini bertujuan untuk membahas tentang Pela Gandong antara masyarakat Kristen di Desa Hatu, masyarakat Muslim di Desa Haya, dan masyarakat Muslim di Desa Tehua saat terjadinya konflik komunal tahun 1999-2004 di Maluku, khususnya di Desa Hatu. Pela Gandong telah berfungsi untuk mencegah kekerasan dan mempertahankan kemanusiaan di antara mereka, karena ketiga kelompok masyarakat tersebut menghidupi Pela Gandong sebagai persaudaraan kultural mereka. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan studi literatur dan wawancara dengan para tokoh masyarakat Kristen di Desa Hatu. Semua data mengenai Pela Gandong diolah dengan metode penelitian sejarah (“heuristic stage, criticism stage, auffassung stage, dan darstellung stage”). Hasil dari penelitian ini, yakni: (1) sejarah kelangsungan hidup masyarakat Kristen di Desa Hatu di tengah konflik komunal, yang memang hanya berlangsung pada tahun 1999-2000, karena masyarakat tersebut bersama dua desa lain tadi menghidupi Pela Gandong; (2) pemaknaan Pela Gandong sebagai integrasi ketiga desa saat itu yakni suatu pola relasi yang diperjuangkan antara tiga desa itu dengan berbasis pada persaudaraan secara kultural yang dimanifestasikan dalam berbagai kegiatan kemanusiaan secara resiprokal, yang mempersatukan mereka meski berbeda agama sehingga berkontribusi pada berhentinya konflik yang berbasis isu-isu multidimensional; serta (3) pentingnya pelestarian Pela Gandong pascakonflik.</em></p> 2023-12-31T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Johan Robert Saimima, Zakaria Eiromkuy, Rouli Retta Trifena Sinaga https://ejournal.uinbukittinggi.ac.id/index.php/islamt/article/view/6981 The Effectiveness of the Hadtissoft Application in Learning Hadith at the Department of Hadith Studies, UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung 2024-03-08T02:22:17+00:00 Shofwan Aljauhari Mohammad Wildan Baihaqi Rifqi As'adah <p align="left"><strong>Abstract</strong></p><p>Currently, technology is always evolving. With the development of technology, all education must be able to keep up with its development. Especially the Department of Hadith. In education in the Department of Hadith Science, the text of the hadith can't change, because the text of the hadith must be connected to the Prophet Muhammad. But even so, the texts of the hadith are in various books. So the theory of digitization of hadith emerged, where the digitization of hadith is very necessary to maintain the trend of hadith in this era. This article focuses on one application called HaditsSoft. The important question emerges regarding this issue. Do students agree that the HaditsSoft application is effective in its use as it can be used easily, quickly, and accurately. With this question, researchers found that student of Hadith studies at State Islamic University Sayyid Ali Rahmatullah are already familiar with the application. This study also found that from 13 respondents, nine people (69,2%) said they agree with the easiness and speed of HaditsSoft, four person (30,8%) really agree. Meanwhile, there are eight person (around 61,5%) agree enough with the text accuracy of HaditsSoft application.</p><p> </p><em>Dalam pergolakan zaman saat ini, teknologi selalu berevolusi. Dengan berkembangnya teknologi membuat seluruh pendidikan harus dapat mengikuti perkembangannya. Khususnya jurusan Ilmu Hadis. Dalam pendidikan di jurusan Ilmu Hadis tidak mungkin teks hadis berubah-ubah, karena teks hadis harus tersambung kepada Nabi Muhammad. Namun walaupun demikian teks-teks hadis tersebut berada di berbagai kitab. Sehingga muncullah teori digitalisasi hadis, di mana digitalisasi hadis ini sangat diperlukan untuk menjaga tren hadis di zaman sekarang. Dalam artikel ini peneliti memfokuskan ke dalam satu aplikasi HaditsSoft. Oleh karena itu peneliti menemukan beberapa pertanyaan yang menjadi langkah awal dalam penelitian ini yakni, Setujukah bahwa aplikasi HaditsSoft efektif dalam penggunaannya seperti dapat digunakan dengan mudah, cepat, dan akurat? Dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut peneliti mendapatkan hasil bahwa mahasiswa Ilmu Hadis Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah sudah mengenal aplikasi-aplikasi hadis tersebut, tentunya aplikasi HaditsSoft. Juga aplikasi HaditsSoft cukup efektif dalam membantu perkembangan pembelajaran di jurusan Ilmu Hadis Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. Di mana dari 13 responden yang telah dipastikan pernah menggunakan aplikasi HaditsSoft mengatakan bahwa 9 (69,2%) orang di antaranya mengatakan sangat setuju dengan kemudahan dan kecepatan aplikasi HaditsSoft, dan 4 (30,8%) di antaranya mengatakan sangat setuju dan 8 (61,5%) memngatakan cukup setuju dengan ketepatan teks hadis dalam dalam aplikasi HaditsSoft.</em> 2023-12-31T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Shofwan Aljauhari, Mohammad Wildan Baihaqi, Rifqi As'adah https://ejournal.uinbukittinggi.ac.id/index.php/islamt/article/view/7937 East or West: Revisiting Marrtyrdom in the Qur'an 2024-03-08T02:22:17+00:00 Elsayed Mohamed Abdalla Amin Muhammad Ahmad Ibrahim Aljahsh <p><strong>Abstract</strong></p><p>This study tackles the underexplored concept of ‘<em>Istishh</em><em>a</em><em>d</em><em>’</em>(martyrdom) in Sunni Qur’anic commentaries, comparing the classical commentaries with the modern ones. It undertakes a thorough content analysis of classical interpretations of al-Qurṭubi and al-Razi with contemporary interpretations from the late nineteenth century by Rashid Riḍa and al-Sha‘rawi enabling critical and comparative analysis of these diverse interpretations to capture the evolution of the term <em>Istishh</em><em>a</em><em>d </em>throughout history. It finds prevalent misunderstanding(s) and misrepresentation(s) of martyrdomin some modern Western literature, underscoring the urgency for more accurate and nuanced comprehension in modern religious and geopolitical dialogues. The study contributes to how a sound and diverse understanding of '<em>istishh</em><em>a</em><em>d</em>'as arrived at by the consulted classical and modern interpretations can potentially solve some modern socio-cultural dynamics within and beyond Muslim societies. Significantly, it shows how the concept of '<em>istishh</em><em>a</em><em>d</em>' as understood or practiced can influence global religious views about Islam within the realm of socio-political discourse. Finally, the study advocates for the incorporation of a broader array of Islamic perspectives in future scholarly work, moving beyond mainstream Sunni interpretations of the Qur’an to find complementary interpretations in the Prophetic Sunnah.</p><p> </p><p><em>Penelitian ini menyelidiki konsep 'I</em><em>s</em><em>tishh</em><em>a</em><em>d'</em><em> (kesyahidan) yang belum banyak diteliti dalam tafs</em><em>i</em><em>r </em><em>a</em><em>l-Qur</em><em>’</em><em>a</em><em>n</em><em> </em><em>Sunn</em><em>i</em><em>, dengan membandingkan tafs</em><em>i</em><em>r klasik dan modern. Melalui analisis konten yang mendalam terhadap interpretasi klasik oleh al-Qur</em><em>ṭ</em><em>ub</em><em>i</em><em> dan al-R</em><em>a</em><em>z</em><em>i</em><em>, serta interpretasi kontemporer oleh Rash</em><em>i</em><em>d Ri</em><em>ḍ</em><em>a dan al-Sha'r</em><em>a</em><em>w</em><em>i</em><em> dari akhir abad ke-19, penelitian ini memungkinkan analisis kritis dan komparatif terhadap berbagai interpretasi tersebut untuk mengungkap evolusi istilah Istishh</em><em>a</em><em>d</em><em> sepanjang sejarah. Penelitian ini mengidentifikasi kesalahpahaman dan representasi yang keliru tentang kesyahidan dalam beberapa literatur Barat modern, menekankan pentingnya pemahaman yang lebih akurat dan berdimensi dalam dialog agama dan geopolitik kontemporer. Kontribusi penelitian ini terletak pada bagaimana pemahaman yang komprehensif dan beragam tentang 'istishh</em><em>a</em><em>d', yang dihasilkan dari interpretasi klasik dan modern yang dianalisis, dapat membantu mengatasi beberapa dinamika sosial-budaya kontemporer, baik di dalam maupun di luar masyarakat Muslim. Secara signifikan, temuan ini menunjukkan bagaimana konsep '</em><em>i</em><em>stishh</em><em>a</em><em>d'</em><em>, baik dalam pemahaman maupun praktiknya, dapat mempengaruhi persepsi global terhadap Islam dalam diskursus sosial-politik. Penelitian ini mengakhiri dengan merekomendasikan inklusi perspektif Islam yang lebih luas dalam studi ilmiah mendatang, melewati batasan interpretasi Sunn</em><em>i</em><em> mainstream </em><em>a</em><em>l-Qur’</em><em>a</em><em>n untuk mengeksplorasi interpretasi pelengkap dalam Sunnah Nabi</em>.</p> 2023-12-31T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Elsayed Mohamed Abdalla Amin, Muhammad Ahmad Ibrahim Aljahsh https://ejournal.uinbukittinggi.ac.id/index.php/islamt/article/view/8050 Universalism of Islamic Scholarly Tradition: New Directions for Islamic Studies 2024-03-08T02:22:17+00:00 Ibrahim Siregar Suheri Sahputra Rangkuti <p align="left"><strong>Abstract<em></em></strong></p><p>The universalism of the Islamic scholarly tradition is seen as one of the keys in responding to some challenges and opportunities that come along with an increasingly connected modernity. This research examines the evolution of Islamic thought from a period of disintegration to integration and underscores the importance of the universalist approach in uniting different schools and views within the Islamic world. The type of research used in this study is library research using a paradigmatic philosophical-historical analysis approach. The research combines three approaches: philosophical, historical, and paradigmatic analysis. In this context, philosophical analysis explores concepts related to universalism in Islam. The data in this research were obtained through a literature study. Researchers are involved in in-depth reading several books, papers, articles, and classical texts relevant to the past understandings of universalism. These data are also used for perspective enrichment. The results of this study show the originality of tradition and modernity as historical roots and a foothold departing from the discussion of universalism of the Islamic scientific tradition. In addition, the results of this study also emphasize three methods of approach to produce universalism of the scientific tradition, namely: ideological criticism, historical analysis, and structural analysis.</p><p><strong><em> </em></strong></p><em>Universalisme tradisi keilmuan Islam dipandang sebagai salah satu kunci untuk menanggapi tantangan dan peluang yang datang bersama dengan modernitas yang semakin terhubung. Penelitian ini membahas tentang evolusi pemikiran Islam dari periode disintegrasi ke integrasi dan menggarisbawahi pentingnya pendekatan universalisme dalam menyatukan berbagai aliran dan pandangan di dunia Islam. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan pendekatan analisis filosofis-historis paradigmatik. Penelitian ini menggabungkan tiga pendekatan: analisis filosofis, historis, dan paradigmatik. Dalam konteks ini, ketiga pendekatan tersebut dipergunakan untuk mengeksplorasi konsep-konsep yang berkaitan dengan universalisme dalam Islam. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui studi pustaka, yang melibatkan pengumpulan buku, makalah, artikel, dan teks klasik yang relevan dengan topik penelitian yang mencerminkan pemahaman masa lalu tentang universalisme, juga digunakan untuk pengayaan perspektif. Hasil penelitian ini menunjukkan orisinalitas tradisi dan modernitas sebagai akar sejarah dan pijakan berangkat dari pembahasan universalisme tradisi ilmiah Islam. Selain itu, hasil penelitian ini juga menekankan tiga metode pendekatan untuk menghasilkan universalisme tradisi ilmiah, yaitu: kritik ideologis, analisis sejarah, dan analisis struktural.</em> 2023-12-31T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Ibrahim Siregar, Suheri Sahputra Rangkuti https://ejournal.uinbukittinggi.ac.id/index.php/islamt/article/view/7832 Professor M.O.A. Abdul (1926-1997): an Indispensable Personality in the Field of Arabic and Islamic Studies in Nigeria 2024-03-08T02:26:57+00:00 Yusuph Badmas Olarewaju Yusuph Dauda Gambari <p align="left"><strong>Abstract<em></em></strong></p><p>The twin fields of Arabic and Islamic Studies play a critical role in advancing the understanding and practice of Islam among Muslims. Informal learning of these subjects had taken place in Nigeria for centuries before their incorporation into the country's curriculum. Despite the daunting challenges, some indigenous individuals dedicated themselves to bringing these courses to a prestigious level, pioneering their study, and teaching them across schools in the country. However, these quintessential personalities still need due recognition through adequate dissemination of information about their lives and works. One of these pioneers was Professor Musa Oladipupo Ajilogba Abdul, Nigeria's first indigenous Professor of Islamic Studies, who taught and authored many works to simplify the teaching and understanding of Islam for Nigerians. The objective of this paper is to evaluate his activities and to shed light on his enduring legacy, mainly through his former students, mentees, and those scholars who pass through his former students. Using a historical method, the research gathered information through interviews and available library materials. The findings revealed that Prof. M.O.A. Abdul was an iconic academic with an everlasting legacy that is difficult to match. His former students are leading Islamic Studies scholars in Nigeria and beyond, exhibiting his teachings and principles. The paper concluded by recommending a revivalist approach to make Prof. M.O.A. Abdul more relevant in learning Islamic Studies in Nigeria by reproducing his works and domesticating his philosophy by his students and grand-students.</p><p> </p><p><em>Bidang integrasi antara Studi Islam dan Bahasa Arab memainkan peran penting dalam memajukan pemahaman dan praktik Islam di kalangan umat Islam. Pembelajaran informal terhadap mata pelajaran ini telah berlangsung di Nigeria selama berabad-abad sebelum dimasukkan ke dalam kurikulum negara tersebut. Terlepas dari tantangan yang berat, beberapa masyarakat adat mendedikasikan diri mereka untuk membawa kursus-kursus ini ke tingkat yang bergengsi, merintis studi mereka, dan mengajarkannya di seluruh sekolah di negara ini. Namun, tokoh-tokoh penting ini masih memerlukan pengakuan melalui penyebaran informasi yang memadai tentang kehidupan dan pekerjaan mereka. Salah satu pionirnya adalah Profesor Musa Oladipupo Ajilogba Abdul, Profesor Studi Islam pribumi pertama di Nigeria, yang mengajar dan menulis banyak karya untuk menyederhanakan pengajaran dan pemahaman Islam bagi orang Nigeria. Artikel ini bertujuan mengevaluasi aktivitasnya dan menjelaskan warisan abadinya, terutama melalui mantan muridnya, para mentee, dan para ulama yang melewati mantan muridnya. Dengan menggunakan metode sejarah, penelitian ini mengumpulkan informasi melalui wawancara dan bahan pustaka yang tersedia. Temuan mengungkapkan bahwa Prof. M.O.A. Abdul adalah seorang akademisi ikonik dengan warisan abadi yang sulit ditandingi. Mantan muridnya adalah cendekiawan Studi Islam terkemuka di Nigeria dan sekitarnya, yang menunjukkan ajaran dan prinsipnya. Makalah ini diakhiri dengan merekomendasikan pendekatan revivalis untuk menjadikan Prof. M.O.A. Abdul semakin relevan mempelajari Studi Islam di Nigeria dengan memperbanyak karya-karyanya dan menjinakkan filosofinya oleh para murid dan cucunya.</em></p> 2023-12-31T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2023 Yusuf Badmas Olarewaju, Yusuph Dauda Gambari