Silek Kumango sebagai Sarana Dakwah Kultural di Surau Belubus, Jorong Belubus, Kabupaten Lima Puluh Kota
DOI:
https://doi.org/10.30983/al-jamahiria.v1i2.7480Abstract
Silek kumango merupakan aliran silek yang ada di Minangkabau pada awalnya hadir sebagai pemanggil bagi pemuda untuk pergi mengaji ke surau. Karena pada saat itu, para pemuda sangat sulit untuk diajak pergi mengaji ke suaru. Representatif silek kumango lahir sebagai proyeksi dakwah kultural yang dilakukan oleh beberapa ulama masa silam di Minangkabau. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menjawab bagaimana silek kumango sebagai sarana dakwah kultural yang hendak dijaga, lestarikan, dan kembangkan agar sesuai dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) yang berorientasi untuk menjamin kehidupan sosial masyarkat secara adil, setara, sejahtera, dan maju. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif melalui metode kualitatif dengan sumber data studi pustaka dan studi lapangan. Pembahasan dan hasilnya adalah sebagai berikut; (1) melihat bagaimana perkembangan silek kumango sebagai sarana dakwah kultural; (2) silek kumango sebagai instrumen budaya dalam dakwah kultural; dan (3) bagaimana dampak silek kumango sebagai sarana dakwah kultural. Sehingga peneliti menarik kesimpulan bahwa silek kumango memiliki pengaruh besar dalam perkembangan dakwah Islam, terkhusus di Surau Belubus, Jorong Belubus, Kenagarian Sungai Talang, Kecamatan Guguak, Kabupaten Lima Puluh Kota. Hal tersebut terjadi karena silek kumango sebagai warisan budaya yang beririsan dengan nilai-nilai keislaman yang menunjukkan bahwa ulama masa silam tidak meninggalkan budaya dalam dakwahnya.Â
Â
Silek kumango is a silek school that exists in Minangkabau at first present as a caller for young men to go to recite to surau. Because at that time, the young men were very difficult to be invited to go to recite to Surau. The representative silek kumango was born as a projection of cultural da'wah carried out by several past scholars in Minangkabau. Therefore, this study aims to answer how silek kumango as a means of cultural da'wah to be maintained, preserved, and develop it to be in accordance with the Sustainable Development Goals (SDGs) which are oriented to ensure the social life of the community in a fair, equal, prosperous, and advanced manner. The research method used is descriptive analysis through qualitative methods with data sources of literature studies and field studies. The discussion and results are as follows; (1) see how the development of silek kumango as a means of cultural da'wah; (2) Silek Kumango as a cultural instrument in da'wah Cultural; and (3) how the impact of silek kumango as a means of cultural proselytizing. So researchers draw conclusions that silek kumango has a major influence in the development of Islamic da'wah, especially in Surau Belubus, Jorong Belubus, Kenagarian Sungai Talang, Guguak District, Fifty Kota Regency. This happens because silek kumango as a cultural instrument that intersects with Islamic values which shows that past scholars did not leave culture in their da'wah.
References
Amelia, L., & Winanda, R. P. (2021). Motivasi Anak Nagari Mengikuti Silek Kumango. Culture & Society: Journal Of Anthropological Research, 2(3), 130–141. https://doi.org/10.24036/csjar.v2i3.67
Amin, H. M. (2020). Dakwah Kultural Menurut Perspektif Pendidikan Islam. Atta’dib Jurnal Pendidikan Agama Islam, 1(2), 71–84. https://doi.org/10.30863/attadib.v1i2.1023
Arifan, R., Ibrahim, B., & Melay, R. (2017). Surau Transition Role in Community Minangkabau Life in the Lima Kaum District Tanah Datar Regency. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, 4(2), 1–11.
As’ad Pawaid, & Malki Ahmad Nasir. (2022). Pengaruh Nilai Dakwah pada Kesenian Pencak Silat Gagak Lumayung terhadap Masyarakat Desa Mandala Mekar. Jurnal Riset Komunikasi Penyiaran Islam, 111–116. https://doi.org/10.29313/jrkpi.vi.1473
Azwar, Welhendri, and N. S. (2015). Gerakan sosial kaum tarekat. In Imam Bonjol Press.
Basit, A. (2011). Strategi Dakwah Kultural Nahdlatul Ulama Dan Muhammadiyah Di Kabupaten Banyumas. Jurnal Penelitian Agama, 12(2), 237–257. https://doi.org/10.24090/jpa.v12i2.2011.pp237-257
Bungo, S. (2014). Pendekatan Dakwah Kultural. Jurnal Dakwah Tabligh, 15(2), 209–219.
Casram, & Dadah. (2019). Posisi kearifan lokal dalam pemahaman keagamaan Islam pluralis. Religious: Jurnal Studi Agama-Agama Dan Lintas Budaya, 2(3), 161–187. https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/Religious/article/download/4739/pdf
Dagun et al. (2021). PENCAK SILAT SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Analisis Pada Perguruan Pencak Silat Susun Sirih Kecamatan Selakau) Dagun A.Rafik. Jurnal Kajian Dakwah Dan Sosial Keagamaan, 6(1), 25.
Febby Syafita Putri, Ardi Nusri, Sinulingga, A., & Simatupang, N. (2023). Exploration of Philosophy in Traditional Silat Kumango West Sumatra. Kinestetik : Jurnal Ilmiah Pendidikan Jasmani, 7(4 SE-Articles), 983–991. https://doi.org/10.33369/jk.v7i4.30777
Iswahyudi, B. (2016). Pencak Silat Sebagai Media Dakwah (Analisis Semiotika Pembukaan Pencak Silat Pagar Nusa). Al-Mishbah, July, 1–23.
Jasril. (2023). Wawancara.
Krisnawardi, K., & Ismar, I. (2017). Penciptaan Koreografi “Galuik Kumango†Melalui Penelitian Artistik Terhadap Silat Minangkabau. Beranda: Jurnal Seni Pertunjukan, 6(1), 43–68.
Marta, S. (2014). Stereotip Dan Penolakan Indekos Mahasiswa Asal Papua Di Salatiga, Jawa Tengah. Jurnal Kajian Komunikasi, 2(1), 27.
Pradesa, D., Umayatun, S., & Aziz, M. A. (2018). Gerakan Dakwah Pembaharuan: Dari Surau Jembatan Besi Sampai Sumatra Thawalib Padang Panjang. INTELEKSIA - Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah, 8(1), 27–52. https://doi.org/10.55372/inteleksiajpid.v8i1.116
Putra, A. (2023). Wawancara.
Remiswal, R., Basit, A., & Azmi, F. (2021). Pembentukan karakter anak usia sekolah melalui surau. Ta’dibuna: Jurnal Pendidikan Islam, 10(2), 168. https://doi.org/10.32832/tadibuna.v10i2.4766
Rhama Nelly, M., & Nerosti, N. (2020). Nilai-Nilai Sosial Adat Minangkabau Dalam Silek Pauh Di Perguruan Singo Barantai Lubuk Lintah Kecamatan Kuranji Padang. Jurnal Sendratasik, 9(4), 237. https://doi.org/10.24036/jsu.v9i1.109713
Rido’i, A. (2023). Keteladanan Pendekar Mas Mochamad Amien: Studi Atas Kepemimpinan Dakwah di dalam Perguruan Silat Chakra V. Tanzhim: Jurnal Dakwah Terprogram, 1(1), 1–22. https://doi.org/10.55372/tanzhim.v1i1.12
Saputra, I. (2011). Silek Kumango: Keberadaan, Pewarisan, Dan Kearifan Lokal Minangkabau. Jurnal Elektronik WACANA ETNIK, 2(1), 73. https://doi.org/10.25077/we.v2.i1.20
Siswayanti, N. (2014). Muhammad Djamil Djambek: Ulama Pembaharu Minangkabau. Jurnal Lektur Keagamaan, 12(2), 479–498. https://jurnallekturkeagamaan.kemenag.go.id/index.php/lektur/article/view/45
Syafrina, Y. (2021). Fase Dalam Gerakan Pembaharuan Islam di Minangkabau: Dari Reformis ke Modernis. Jurnal Tamaddun : Jurnal Sejarah Dan Kebudayaan Islam, 9(2). https://doi.org/10.24235/tamaddun.v9i2.9039
Ulfa, L., & Pramayuani, T. (2020). Dakwah Dan Pencak Silat : Mengenalkan Islam Melalui Jalan Hikmah. Al-I’lam; Jurnal Komunikasi Dan Penyiaran Islam, 4(1), 35–43. https://journal.ummat.ac.id/index.php/jail/article/view/2960
Yanti, N. (2019). Sejarah Dan Dinamika Lembaga Pendidikan Islam Di Nusantara (Surau, Pesantren Dan Madrasah). Mau’izhah, 9(1), 135. https://doi.org/10.55936/mauizhah.v9i1.20