ENGLISH AS LINGUA FRANCA AND ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC): A PERSPECTIVE OF ISLAMIC ECONOMY FACULTY IN BUILDING STRONG MUSLIM STUDENTS IN IAIN BUKITTINGGI

Lingua franca Moslem students Asian Economic Community

Authors

  • Widya Syafitri
    widyasyafitri260780@gmail.com
    Insitut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi, Sumatera Barat, Indonesia
  • Febria Sri Artika Insitut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi, Sumatera Barat, Indonesia
July 24, 2019
August 31, 2019

Downloads

Since English was declared as lingua franca and also because more foreign companies established in Indonesia, so mastering English is becoming one of the most important preparations for the Indonesian nation to face AEC (ASEAN Economic Community). This article aimed to explore about the importance of English for Moslem students in AEC preparation, Moslem students’ English competency for struggling AEC, and to see curriculum concern on fulfilling the need of Moslem students relate to AEC. This research was developed qualitatively. It was found that learning English is very crucial for Moslem students since AEC has started. However, their English competency has not been balanced with the need because IAIN Bukittinggi has just implemented English in two semesters only. It is not sufficient to meet the need of Islamic Economic human resources challenges AEC

 

Semenjak bahasa Inggris dideklarasikan menjadi bahasa pengantar atau bahasa Lingua Franca  dalam perdagangan bebas ASEAN,  juga karena semakin banyaknya perusahaan asing berdiri di Indonesia setelah diberlakukannya  pasar bebas, menyebabkan menguasai bahasa Inggris menjadi salah satu persiapan penting bagi bangsa Indonesia untuk menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Artikel ini bertujuan untuk mengupas tentang pentingnya bahasa Inggris dalam persiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean. Tulisan ini juga bertujuan untuk melihat kemampuan bahasa Inggris mahasiswa Islam terkhusus di IAIN Bukittinggi serta ingin mengetahui apakah kurikulum yang diterapkan di IAIN Bukittinggi sudah memenuhi kebutuhan mahasiswa terkait persiapan mereka menyambut MEA. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa bahasa Inggris sangat penting bagi mahasiswa Muslim dalam menghadapi MEA. Namun kemampuan bahasa Inggris mereka belum untuk memenuhi tantangan MEA, hal ini disebabkan karena bahasa Inggris hanya dipelajari dalam dua semester selama perkuliahan Strata 1.