http://ejournal.uinbukittinggi.ac.id/index.php/modality/issue/feed Modality Journal: International Journal of Linguistics and Literature 2025-01-06T07:00:14+00:00 Dr. Irwandi, M.Pd irwandi@iainbukittinggi.ac.id Open Journal Systems <p><em><strong>Modality Journal: International Journal of Linguistics and Literature</strong></em> <strong>(e-ISSN : <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20210624271885646">2798-0723</a> | p-ISSN : <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20210625561509416">2798-1258</a>)</strong> is a journal which is published by <a href="https://uinbukittinggi.ac.id/">Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi</a>, West Sumatera Indonesia. The journal is published twice a year in June and December.</p> http://ejournal.uinbukittinggi.ac.id/index.php/modality/article/view/8661 Cracking The Code: Noun Phrase Complexity in Efl Student Compositions 2024-10-20T07:34:05+00:00 Chipta Sakti Parawali Siska Bochari Darmawan Sudarkam R. Mertosono <p>This research investigates the dominant noun phrase patterns used by EFL students and identifies the challenges they face in constructing complex noun phrases. A descriptive quantitative design was applied, involving third-semester EFL students majoring in English Education at Tadulako University. Data were collected through tests and questionnaires, validated using the SPSS program to ensure reliability. Results reveal that the most frequently used noun phrase pattern is determiner + noun, accounting for 35% of the total noun phrases produced by students. In contrast, the least utilized pattern is premodifier + noun + postmodifier, representing only 1%. The analysis indicates that sociocultural factors, particularly students' linguistic environments, significantly influence their ability to construct complex noun phrases. Addressing these challenges may involve implementing inclusive curricula and culturally responsive teaching strategies. The findings have implications for curriculum design, emphasizing the need to enhance instructional materials and provide targeted practice to improve students' mastery of complex noun phrase structures.<br /><br />Abstrak<br />Penelitian ini mengkaji pola frasa nomina yang dominan digunakan oleh mahasiswa EFL dan mengidentifikasi tantangan yang mereka hadapi dalam membentuk frasa nomina kompleks. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, dengan melibatkan mahasiswa EFL semester tiga yang mengambil jurusan Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Tadulako. Data dikumpulkan melalui tes dan kuesioner yang divalidasi menggunakan program SPSS untuk memastikan keandalannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola frasa nomina yang paling sering digunakan adalah determiner + noun, yang mencakup 35% dari total frasa nomina yang dihasilkan oleh mahasiswa. Sebaliknya, pola yang paling jarang digunakan adalah premodifier + noun + postmodifier, dengan hanya 1%. Analisis menunjukkan bahwa faktor sosiokultural, terutama lingkungan bahasa mahasiswa, memiliki pengaruh signifikan terhadap kemampuan mereka dalam membentuk frasa nomina kompleks. Mengatasi tantangan ini dapat dilakukan dengan menerapkan kurikulum yang inklusif dan strategi pengajaran yang responsif secara budaya. Temuan ini memiliki implikasi terhadap desain kurikulum, dengan menekankan perlunya peningkatan materi pembelajaran dan pemberian latihan yang terarah untuk meningkatkan penguasaan mahasiswa terhadap struktur frasa nomina kompleks.<br />Kata Kunci: frasa kata benda, kompleks, pola, faktor kesulitan.</p> 2024-12-31T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Chipta Sakti Parawali, Siska Bochari, Darmawan, Sudarkam R. Mertosono http://ejournal.uinbukittinggi.ac.id/index.php/modality/article/view/8538 Correlation Between Usage of Academic Word List and Journal Rankings on English Studies in Indonesia 2024-08-01T14:45:47+00:00 Mohamad Syafri Najmi Hillaliyati Nanik Shobikah Nurfauziah Mansur <p>The development of scientific articles has dynamically improved, including in the English disciplines. Therefore, this study explores the relationship between using the Academic Word List (AWL) and the ranking of journals in English studies in Indonesia, with a particular focus on writing characteristics. Given the growing importance of academic vocabulary in language learning and the pivotal role of writing in academic success, this research aims to provide insights into how academic word usage correlates with journal quality. This study itself is quantitative research. 180 articles from 18 Sinta-accredited journals were analyzed using an electronic text analysis approach. The journals were chosen proportionally based on their Sinta’s rank. AntConc is used as the main application to analyze the lexical richness of the articles. The findings reveal that the overall lexical richness of the articles is 7.23%, with AWL words comprising 4.04% of the total vocabulary used. Despite these findings, statistical analysis indicates no significant correlation between the frequency of AWL usage and the journals' rankings. These results suggest that while AWL contributes to the lexical profile of academic writing, it does not directly influence journal ranking. Reasons could be assumed regarding these findings, such as journal’s editorial policies, authorial preference, and disciplinary variations. This study enhances our understanding of the elements of high-quality academic writing and offers valuable insights for teaching and learning academic writing. Teachers and lecturers of academic writing courses could explore and elaborate on AWL’s role in their teaching.</p> <p>Abstrak</p> <p>Perkembangan artikel ilmiah semakin dinamis, termasuk pada disiplin ilmu bahasa Inggris. Oleh karena itu, penelitian ini mengeksplorasi hubungan antara penggunaan Academic Word List (AWL) dan pemeringkatan jurnal dalam studi bahasa Inggris di Indonesia, dengan fokus khusus pada karakteristik penulisan. Mengingat semakin pentingnya kosakata akademis dalam pembelajaran bahasa dan peran penting menulis dalam keberhasilan akademis, penelitian ini bertujuan untuk memberikan wawasan tentang bagaimana penggunaan kata akademis berkorelasi dengan kualitas jurnal. Penelitian ini sendiri merupakan penelitian kuantitatif. 180 artikel dari 18 jurnal terakreditasi Sinta dianalisis menggunakan pendekatan electronic text analysis. Jurnal telah dipilih secara proporsional berdasarkan rangking Sinta. Dalam melakukan analisis terhadap lexical richness digunakan aplikasi AntConc. Temuannya mengungkapkan bahwa keseluruhan kekayaan leksikal artikel adalah 7,23%, dengan kata-kata AWL mencakup 4,04% dari total kosakata yang digunakan. Meskipun ada temuan ini, analisis statistik menunjukkan tidak ada korelasi yang signifikan antara frekuensi penggunaan AWL dan peringkat jurnal. Hasil ini menunjukkan bahwa meskipun AWL berkontribusi terhadap profil leksikal penulisan akademik, namun tidak secara langsung berhubungan dengan peringkat jurnal. Beberapa alasan yang diasumsikan menjadi dasar dari temuan, diantaranya kebijakan editorial dari jurnal, kecenderungan gaya menulis, dan ragam disiplim keilmuan. Studi ini meningkatkan pemahaman kita tentang unsur-unsur penulisan akademik berkualitas tinggi dan menawarkan wawasan berharga untuk pengajaran dan pembelajaran penulisan akademik. Para pengajar bagi kelas academic writing dapat secara lebih mengkaji dan mengelaborasi fungsi AWL dalam pembelajaran.<br />Kata Kunci: academic word lis, ranking jurnal, kualitas menulis akademik, kekayaan leksikal</p> 2024-12-31T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Mohamad Syafri, Najmi Hillaliyati, Nanik Shobikah, Nurfauziah Mansur http://ejournal.uinbukittinggi.ac.id/index.php/modality/article/view/8878 Conflicts at the Intersection of Nature, Well-being, and Social Relationships in Wilde's The Devoted Friend 2024-12-03T04:04:26+00:00 Melania Mendrofa Jovanna Mazella Sudiman <p>This study investigates the complex interplay between nature, well-being, and social relationships, focusing on understanding how social dynamics can undermine the positive effects of nature on individual well-being. The research seeks to answer the primary question: How do social relationships influence the impact of nature on well-being? Using Oscar Wilde’s short story, The Devoted Friend, as a case study, this research employs descriptive textual analysis to examine the character of Hans and his relationship with nature, highlighting the harmful effects of social exploitation. The concept of intersectionality is applied to analyze how overlapping social pressures within nature-related experiences can negatively affect well-being. Key findings reveal that while nature-related activities, such as gardening, are widely recognized for their psychological benefits, the influence of toxic social interactions can erode these benefits, leading to submissive behaviors and well-being deterioration. The research concludes that addressing these social challenges is crucial for fully realizing the positive impacts of nature. The study’s implications suggest the need for a deeper understanding of how social dynamics intersect with environmental experiences, calling for strategies to mitigate the adverse effects and enhance well-being.<br /><br />Abstrak <br />Penelitian ini menyelidiki keterkaitan kompleks antara alam, kesejahteraan, dan hubungan sosial, dengan fokus pada pemahaman bagaimana dinamika sosial dapat merusak efek positif alam terhadap kesejahteraan individu. Penelitian ini berupaya menjawab pertanyaan utama: Bagaimana hubungan sosial mempengaruhi dampak alam terhadap kesejahteraan? Dengan menggunakan cerita pendek karya Oscar Wilde, The Devoted Friend, sebagai studi kasus, penelitian ini menerapkan analisis tekstual deskriptif untuk meneliti karakter Hans dan hubungannya dengan alam, menyoroti dampak merugikan dari eksploitasi sosial. Konsep interseksionalitas diterapkan untuk menganalisis bagaimana tekanan sosial yang saling tumpang tindih dalam pengalaman yang berkaitan dengan alam dapat berdampak negatif pada kesejahteraan. Temuan utama mengungkapkan bahwa meskipun kegiatan yang terkait dengan alam, seperti berkebun, secara luas diakui memberikan manfaat psikologis, pengaruh interaksi sosial yang beracun dapat merusak manfaat tersebut, yang pada akhirnya mengarah pada perilaku tunduk dan penurunan kesejahteraan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa mengatasi tantangan sosial ini sangat penting untuk mewujudkan dampak positif alam secara penuh. Implikasi penelitian ini menunjukkan perlunya pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana dinamika sosial beririsan dengan pengalaman lingkungan, dan menyerukan adanya strategi untuk mengurangi dampak negatif serta meningkatkan kesejahteraan.<br />Kata Kunci: Interseksionalitas, Kesejahteraan, Alam, Hubungan sosial</p> 2024-12-31T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Melania Mendrofa, Jovanna Mazella Sudiman http://ejournal.uinbukittinggi.ac.id/index.php/modality/article/view/8821 Representation of Beauty Standards in Two Selected Music Videos: Semiotic Analysis of Roland Barthes 2024-11-26T03:03:24+00:00 Alifia Salsabila Fajari Muhammad Hafiz Kurniawan <p>Beauty standards are issues that still exist in society today. This issue of beauty standards is depicted in music videos entitled “Pretty Hurts” by Beyonce and “Mrs. Potato Head” by Melanie Martinez. In music video, there are signs used to communicate the meaning that can be analyzed using a semiotic approach to find out the meaning conveyed. The purposes of this research are to analyze denotation and connotation meaning of verbal and visual signs in both selected music videos, as well as the myth of beauty standards. Descriptive qualitative method is applied in this research to analyze the data which are in the form of screenshot of verbal and visual signs, while the method of collecting data used in this research is documentation. The data were taken from two selected music videos represent the issue of beauty standards. The total data of this research are 36 data, consisting of 9 data of verbal signs and 27 data of visual signs. The collected data were examined using Roland Barthes’ theory by analyzing the meaning of denotation and connotation, as well as the myth of beauty standards. The result of this study found the denotation and connotation meaning showed six features of beauty such as slim body, blonde hair, narrow face, large breast, white teeth, and fashionable appearance signify women’s beauty and represent attractiveness. Meanwhile, there are six myths of beauty standards found in two selected music videos such as ideal body, attractiveness, confidence, facial beauty, ideal face shape, and ideal beauty.</p> <p>Abstrak <br />Standar kecancitkan merupakan sebuah fenomena yang masih terjadi di masyarakat kita saat ini. Permasalahan ini tergambar dari video musik yang berjudul “Pretty Hurts” karangan Beyonce dan “Mrs. Potato Head” karangan Melanine Martinez. Dalam video musik tersebut beberapa tanda digunakan untuk mengkomunikasikan makna yang dianalisis dengan pendekatan semiotika untuk menemukan makna yang dimaksud oleh Beyonce dan Melanie Martinez dalam lagu-lagunya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis makna denotasi dan konotasi baik tanda verbal dan visual dalam kedua video music tersebut, beserta dengan analisis Myth mengenai standar kecantikan. Metode kualitatif deskriptif digunakan dalam penelitian ini untuk menganalisis data dalam bentuk hasil tangkapan layar dari video musik yang merepresentasikan isu standar kecantikan. Jumlah keseluruhan data dalam penelitian ini adalah 36 data yang meliputi 9 data tanda verbal dan 27 data tanda non-verbal atau visual. Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dengan menggunakan teori Roland Barthes yang meliputi analisis denotasi, konotasi, dan muth dari standar kecantikan. Hasil dari riset ini menemukan bahwa makna denotasi dan kontasi menunjukkan 6 fitur kecantikan yaitu badan yang langsing, rambut pirang, wajah yang proporsional, payudara yang besar, gigi yang putih dan penampilan yang menarik menjadi kunci dari kecantikan wanita dan merepresentasikan kecantikan yang memikat. Sedangkan dalam hal myth, penelitian ini menemukan bahwa tubuh yang ideal, kepercayaan diri, kecantikan wajah, bentuk wajah yang ideal dan kecantikan ideal merupakan wujud dari myth yang tengah dibangun dari video music tersebut. <br />Kata Kunci: denotasi, konotasi, myth, standar kecantikan, video musik</p> 2024-12-31T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Alifia Salsabila Fajari, Muhammad Hafiz Kurniawan http://ejournal.uinbukittinggi.ac.id/index.php/modality/article/view/8831 The Intrinsic Elements Analysis on Developing the Character and Theme in Film “Joker” 2024-11-28T12:54:35+00:00 Revandy Cekha Oktaviano Jonathan Ramiro Fitriyah <p>One of the essential components of film is the intrinsic elements. The purpose of the research is to analyse the intrinsic elements of Joker film and the influences of those intrinsic elements on developing the character and the theme of Joker film directed by Todd Phillips. This research used the qualitative method as its research design and the structuralism approach as the tool for analysing the data. The data of this research were taken from dialogues and narrations of Joker's (2019) film script directed by Todd Phillips. Joker is a thriller film that focuses its theme on critiques of society's indifference and the institutions that overlook vulnerable individuals, particularly those struggling with mental health challenges. As a result, this research showed the intrinsic elements of Joker film consisting of plot (exposition, rising action, climax, falling action, and resolution), characters (Arthur Fleck/Joker, Murray Franklin, Penny Fleck, Sophie Dumond), setting (place: Gotham City, The Comedy Club), and point of view which was taken from Arthur’s, theme (mental illness and society neglect, alienation and isolation, identity and transformation, the role of violence in society). Joker film reflects on the importance of empathy and community in addressing the needs of individuals who are suffering.</p> <p>Abstrak <br />Salah satu komponen penting dari sebuah film adalah unsur-unsur intrinsiknya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis unsur-unsur intrinsik film Joker dan pengaruh unsur-unsur intrinsik tersebut terhadap pengembangan karakter dan tema film Joker yang disutradarai oleh Todd Phillips. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif sebagai desain penelitiannya dan pendekatan strukturalisme sebagai alat untuk menganalisis data. Data penelitian ini diambil dari dialog dan narasi naskah film Joker (2019) yang disutradarai oleh Todd Phillips. Joker adalah film thriller yang memfokuskan temanya pada kritik terhadap ketidakpedulian masyarakat dan lembaga-lembaga yang mengabaikan individu-individu yang rentan, terutama mereka yang berjuang dengan tantangan kesehatan mental. Hasil penelitian ini menunjukkan unsur intrinsik film Joker yang terdiri dari alur (eksposisi, rising action, klimaks, dropping action, dan resolusi), karakter (Arthur Fleck/Joker, Murray Franklin, Penny Fleck, Sophie Dumond), latar (tempat: Gotham City, The Comedy Club), dan sudut pandang yang diambil dari tema Arthur (penyakit mental dan pengabaian masyarakat, alienasi dan isolasi, identitas dan transformasi, peran kekerasan dalam masyarakat). Dalam film Joker merefleksikan pentingnya empati dan komunitas dalam mengatasi kebutuhan individu yang sedang menderita.<br />Kata kunci: unsur intrinsik, deskriptif kualitatif, film, joker.</p> 2024-12-31T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Revandy Cekha Oktaviano, Jonathan Ramiro, Fitriyah http://ejournal.uinbukittinggi.ac.id/index.php/modality/article/view/8801 Connotative Meaning in “Do Not Stand at My Grave and Weep” Poem by Mary Elizabeth Frye 2024-12-30T08:50:49+00:00 Alika Syazwina Jui Fasco Rini Sitompul Fitriyah Fitriyah <p>Connotative meaning refers to the additional meanings associated with a word beyond its literal definition, often carrying positive or negative values. This research aims to analyze the connotative, or hidden, meanings in the poem “Do Not Stand at My Grave and Weep” by Mary Elizabeth Frye. The study employs a qualitative research method to analyze the data. It utilizes Leech's theory to explore the connotative meanings within the poem. Each phrase and couplet in “Do Not Stand at My Grave and Weep” was categorized based on its connotative meaning, and the specific aspects of each connotative word were identified. Following the analysis, the researchers provided explanations for the data and drew conclusions based on their findings. As a result, 12 distinct connotative meanings were discovered in this poem. In conclusion, connotative meaning differs from literal meaning found in a dictionary, and it can sometimes be more challenging to decipher the hidden significance behind it.</p> <p>Abstrak<br />Makna konotatif merujuk pada makna tambahan yang dikaitkan dengan sebuah kata di luar definisi literalnya, yang sering kali membawa nilai positif atau negatif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna konotatif, atau makna tersembunyi, dalam puisi "Do Not Stand at My Grave and Weep" oleh Mary Elizabeth Frye. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif untuk menganalisis data. Penelitian ini memanfaatkan teori Leech untuk mengeksplorasi makna konotatif dalam puisi tersebut. Setiap frasa dan bait dalam "Do Not Stand at My Grave and Weep" dikategorikan berdasarkan makna konotatifnya, dan aspek spesifik dari setiap kata konotatif diidentifikasi. Setelah analisis, para peneliti memberikan penjelasan untuk data dan menarik kesimpulan berdasarkan temuan mereka. Hasilnya, 12 makna konotatif yang berbeda ditemukan dalam puisi ini. Sebagai kesimpulan, makna konotatif berbeda dari makna literal yang ditemukan dalam kamus, dan terkadang lebih sulit untuk menguraikan makna tersembunyi di baliknya.<br />Kata Kunci: Puisi, Konotatif, Denotatif</p> 2024-12-31T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Alika Syazwina, Jui Fasco Rini Sitompul, Fitriyah Fitriyah http://ejournal.uinbukittinggi.ac.id/index.php/modality/article/view/8891 Phonological Disorder in Speaking Among Stroke Patients: A Neurolinguistics Study 2024-12-04T05:49:50+00:00 Raees N Bibi Gustianingsih Alemina Br. Perangin-angin <p>The objective of this research is to identify the types of phonological disorders in Indonesian-speaking stroke patients and to determine the disturbed dominant hemisphere based on the structure of these phonological disorders. The data are obtained from the utterances of stroke patients who experience difficulty in producing speech. Data are collected using the listening method related to language disorders in stroke patients with basic recording techniques, followed by the technique of free listening without speech involvement. Data analysis uses the matching method, with the basic technique being the KES (Key Element Segregation) technique, which involves categorizing phonological disorders such as addition, omission, substitution, or metathesis in vowel and consonant sounds. Additionally, the dominant disturbance in either Broca's or Wernicke's areas, as viewed through the phonological disorders, is identified. The results show that phonological disorders occur more frequently in consonant sounds (54.66%) compared to vowel sounds (45.33%) in stroke patients. Sound omission and substitution are the two most common types of disturbances observed. The analysis also suggests that phonological disorders in most stroke patients are related to disturbances in the dominant hemisphere, particularly in Broca's area, which controls speech sound production. However, there is one case (Patient V) that indicates a disturbance in the language comprehension area, Wernicke's area</p> <p>Abstrak</p> <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tipe-tipe gangguan fonologis yang terjadi pada penderita stroke dalam berbahasa Indonesia dan menentukan hemisfer dominan yang terganggu berdasarkan susunan gangguan fonologis tersebut. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan neurolinguistik. Data diambil dari ujaran penderita stroke yang mengalami kesulitan dalam memproduksi ujaran. Teknik pengumpulan data menggunakan metode simak dengan teknik dasar rekam dan dilanjutkan dengan teknik simak bebas libat cakap. Metode dan teknik analisis data menggunakan metode padan, teknik dasarnya adalah teknik pilah unsur penentu (PUP) yaitu dengan memilah-milah gangguan fonologis yang meliputi adisi, omisi, substitusi atau metatesis pada bunyi vokal dan konsonan. Begitu juga dengan memilah-milah hemisfer dominan area Broca atau Wernicke yang terganggu dilihat dari gangguan fonologis yang terjadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gangguan fonologis lebih sering terjadi pada bunyi konsonan (54,66%) dibandingkan bunyi vokal (45,33%) di antara penderita stroke. Omisi dan substitusi bunyi merupakan dua jenis gangguan yang paling sering terjadi pada ujaran penderita stroke. Analisis juga menunjukkan bahwa gangguan fonologis pada sebagian besar penderita stroke terkait dengan gangguan pada hemisfer dominan, khususnya area Broca, yang mengendalikan produksi bunyi ujaran. Namun, terdapat satu kasus yang menunjukkan gangguan pada area pemahaman bahasa, yaitu area Wernicke pada penderita stroke V.<br />Kata Kunci: area broca, area wernicke, gangguan fonologis, neurolinguistik, stroke.</p> 2024-12-31T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Raees N Bibi, Gustianingsih, Alemina Br. Perangin-angin http://ejournal.uinbukittinggi.ac.id/index.php/modality/article/view/8788 Interactive Meaning in The Photo Series “The Pancasila Values Implementation in Daily Communal Life”: A Visual Grammar 2024-11-21T04:27:17+00:00 Yusri Estu Nugroho Muhammad Hafiz Kurniawan <p>This analysis focuses on the interactive meaning within the visual narratives of the photo series "Penanaman Nilai Nilai Pancasila dalam Kebersamaan Sehari Hari", through the lens of visual grammar analysis. Grounded in Kress and van Leeuwen's framework of visual semiotics, the study investigates how images in the series construct social interactions and convey ideological messages related to the values of Pancasila in daily communal life. The analysis focuses on representational, interactive, and compositional meanings, with particular emphasis on the interactive dimension, exploring the role of gaze, framing, and perspective in fostering viewer engagement and promoting relational meanings. Findings reveal the subtle yet powerful ways in which everyday scenes can embody and transmit cultural ideologies. This research contributes to the understanding of visual communication in reinforcing national identity and values, offering insights into the role of imagery in social cohesion within the Indonesian context. This research contributes to a deeper understanding of how visual media can serve as a tool for ideological dissemination and societal cohesion, reflecting the ongoing importance of Pancasila as a guiding principle in Indonesian life.</p> <p>Abstrak <br />Analisis ini berfokus pada makna interaktif dalam narasi visual seri foto “Penanaman Nilai-nilai Pancasila dalam Kebersamaan Sehari-hari”, melalui lensa analisis tata bahasa visual. Dengan berlandaskan pada kerangka semiotika visual Kress dan van Leeuwen, penelitian ini menyelidiki bagaimana gambar-gambar dalam seri foto tersebut mengkonstruksi interaksi sosial dan menyampaikan pesan-pesan ideologis yang berkaitan dengan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bersama sehari-hari. Analisis ini berfokus pada makna representasional, interaktif, dan komposisi, dengan penekanan khusus pada dimensi interaktif, mengeksplorasi peran tatapan, pembingkaian, dan perspektif dalam mendorong keterlibatan pemirsa dan mempromosikan makna relasional. Temuan-temuan mengungkapkan cara-cara yang halus namun kuat di mana adegan sehari-hari dapat mewujudkan dan mentransmisikan ideologi budaya. Penelitian ini berkontribusi pada pemahaman komunikasi visual dalam memperkuat identitas dan nilai-nilai nasional, menawarkan wawasan tentang peran citra dalam kohesi sosial dalam konteks Indonesia. Penelitian ini berkontribusi pada pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana media visual dapat berfungsi sebagai alat untuk penyebaran ideologi dan kohesi sosial, yang mencerminkan pentingnya Pancasila sebagai prinsip panduan dalam kehidupan Indonesia. <br />Kata Kunci: keyakinan, pelajar, grammar, pengajaran bahasa inggris </p> 2024-12-31T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2025 Yusri Estu Nugroho, Muhammad Hafiz Kurniawan