The Meanings of The Philosophy of Symbol of The Patuaekkon Tradition In The Mandailing Muslim Bataknesse Community on The Northern Border of West Sumatra


Authors :
(1) Fitri Mawaddah Mail (Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi, West Sumatera, Indonesia)

Abstract


This article aims to describe the meaning of symbolic philosophy contained in patuaekkon tradition at the wedding of Mandailing Batak Muslim community in Kampung Harapan Village, Pasaman Regency. This research article uses the field research method, in which the researcher collects data directly at the research location to strengthen the results of the philosophical meaning contained in patuaekkon tradition with a descriptive approach. The results of this study indicate that the meaning of symbolic philosophy of patuaekkon tradition consists of water symbolizing purity, kaffir lime symbolizing cleanliness, silunjuang leaves symbolizing self-adjustment, midrib leaf of banana stem and miracle leaves symbolizing peace and tranquility, nacar symbolizing the process of life's journey, ulos symbolizing blessing and affection, onang-onang song as an expression of joy, praise, hope, advice, and prayer. Poda has a meaning as advice in social life, ways to find a good and right livelihood, and habits in life.

Artikel ini bertujuan  untuk menguraikan makna filosofi simboik yang terkandung dalam tradisi patuakkon pada pernikahan komunitas Muslim Batak Mandailing  Perbatasan utara di Kampung Harapan Kabupaten Pasaman. Penelitian artikel ini menggunakan metode field reasearch, dimana peneliti mengumpulkan data-data secara langsung di lokasi penelitian untuk memperkuat hasil makna filosofi yang terkandung dalam tradisi patuaekkon dengan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa makna filosofi simbolik  tradisi patuaekkon terdiri dari air melambangkan kesucian, jeruk purut melambangkan kebersihan, daun silunjuang melambangkan penyusaian diri, pelepah batang pisang dan daun cocor bebek melambangkan kedamaian dan ketentraman, nacar melambangkan proses perjalanan hidup, ulos sebagai makna restu dan kasih sayang, lagu onang-onang sebagai ungkapan kegembiraan, pujian, harapan, nasehat, dan do’a, poda memiliki makna sebagai nasehat dalam berkehidupan sosial, cara-cara mencari penghidupan yang baik dan benar, dan kebiasaan yang dilakukan dalam kehidupan


Keywords


Philosophy of symbolic, Patuaekkon tradition, Mandailing community.

Full Text:

PDF

| DOI: http://dx.doi.org/10.30983/it.v5i2.4893

References

Agustianto A. “Makna Simbol dalam Kebudayaan Manusia”. Jurnal Ilmu Budaya. 8, no. 1 (2011).

Akhiril. Dkk. 2019. “The Performance of Mangupa Tradition in Angkola Cusum, Medan, Indonesia”. Jurnal: Tazkir 5, no. 2 (2019).

Alam, Sutan Tinggi Berani Perkasa. 2005. Pembaharuan dan Modernisasi Adat Budaya Tapanuli Selatan Adat Hombr Dohot Adat Ibadat dalam Pelaksanaan. Padang Sidempuan: TP.

Ambarini., dan Nazla Maharani Umaya. Semiotika Teori dan Aplikasi Pada Karya Sastra. Semarang: IKIP PGRI Semarang Press, Th.

Arikunto, Suharsimis Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Dalimunte, Deni Eva Masida. “Tor-Tor pada Upacara Adat Perkawinan Masyarakat Tapanuli Selata”. Jurnal: Seni Sastra 1. no. 2 (2019).

Dalimunthe, M. ”Eksistensi Perkawinan Pada Masyarakat Mandailing di Kota Medan”. Jurnal Hukum dan Syari’ah 12,. no. 2 (2020).

Diniarti, Dian Aprila. “Kajian Semiotik Kultural Peribahasa (Sesenggaq) Sasak”. Jurnal Lingua 14, no. 1 (2007).

Dora, Nuriza. “Kajian Kearifan Lokal Tradisi Marsattan/ Mangupa (Meminta Keselamatan) Pada Masyarakat mandailing Desa Gunung Melintang Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Padang Lawas”. Ijtimaiyah Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya 4, no. 1 (2020).

Feriera, Rulia. Skiripsi: ”Pergeseran Norma Larangan Pernikahan Satu Marga (Studi Etnografis Adat Batak Mandailing di Kecamatan Barumus Kabupaten Padang Lawas Sumatera Utara). Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2018.

Hafsah. “Fenomena Perkawinan Malangkahi dalam Adat Mandailing Natal ditinjau Menurut Hulum Perkawinan Indonesia”. Jurnal Almaslahah: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Islam 9, no.1 (2021).

Hamzah, Ali. “Pelaksanaan Adat Margondang Pada Pesta Pernikahan: Pergumalan Antara Nilai Luhur Budaya dan Tuntutan Pragmatis”. Jurnal Hukum dan Syari’ah 12, no. 2 (2020).

Harahap, Nanda Fitri Herliani. Skripsi: “makna tradisi mangulosi pada pernikahan komunitas batak toba (di Desa Kampung Jering Kecamatan Bakauhenu Kabupaten Lampung Selatan)”. Lampung: UIN Raden Intan, 2017.

M Dalimunte. 2010. Tesis. “Tutur Masyarakat Adat Batak”. Medan: UIN Sumatera Utara.

Malik,”Zul. Skiripsi: 2019. (Tradisi Mangupa Lahiran Daganak (Kelahiran Anak) Pada Masyarakat Batak Mandailing Di Kampung Pencin, Desa Sikijang, Kecamatan Tapung Hilir, Kabupaten Kampar, Provisi Riau)”, Yogyakarta: UIN Sunan KaliJaga,

Musyafa, Aisyah Ayu. 2020. “Perkawinan dalam Persfektif Filosofi Hukum Islam”. Jurnal Crepido 2, no. 2 (2020).

Nasution, Kharisma. “Pemajemukan dalam Bahasa Mandailing. Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra 2, no. 2 (2005).

Nasution, Mutiara Efendi. Tesis. “Analisis Sturuktur, makna, dan Melodi Onang-Onang pada Adat Perkawinan Mandailing di Panyabungan”.UNSU.

Pohan, Haksa Romatua. “Moral Values in Margondang of Angkola Ethnic”. AICLL (Annual International Conference on Language And Literarure 3. no. 1 (2020).

Pohan, Muslim. “Perkawinan Semarga Masyarakat Batak Mandailing Migran di Yogyakarta”. Jurnal: Madaniyah 8, no. 2, (2018).

Pulungan, Abbas. Dalihan Na Tolu Peran dalam Proses Interaksi antara Nilai-nilai Adat dengan Islam Pada Masyarakat Mandailing dan Angkola Tapanuli Selatan. Medan: Perdana Publishing. 2018.

Pulungan, Abbas. Dalihan Na Tolu Peran dalam Proses Interaksi Antara Nilai-nilai Adat dengan Islam Pada Masyarakat Mandailing dan Angkola Tapanuli Selatan. Medan: Perdana Publishing, 2018.

Radam, Noerid Haloei. Religi Orang Bukit. Yogyakarta: Semesta, 2001.

Simamora, Sampur Dongan. 2012.Hakekat dan Manifestasi Dalihan Na Tolu dalam masyarakat Adat Batak Toba. Pontianak: FH Untan Press.

Siregar, Hamdani Al Rasyid. “Makna Simbol Upacara Adat Pabuat Boru Pada Masyarakat Batak Mandailing di Kabupaten Tapanuli Selatan Sumatera Utara”. Jurnal: Jom Fisip 6, no. 2 (2019).

Wijaya, Bambang, dan Elmisyah Nur. “Semiotika dalam Metode Penelitian Komunikasi“. Jurnal Penelitian Komunikasi, Informatika an Media Massa- Pekommas 16, no.1 (2013).

Interviews

Baginda Mara Pardomuan Siregar, (Farmer, Traditional Leader, Uning-uningan Player) Tapsel) Interview, {21 Juni 2021}.

Karimulla, (The traditional Leader of Kampung Harapan Nagari Tj. Betung, South Rao District, Pasaman Regency) Interview, { 20 November 2020}.

Dongoran Mangaraja Lelo, (Farmer, the king of tribe) Interview, {21-22 June 2021}.




DOI: http://dx.doi.org/10.30983/it.v5i2.4893

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Fitri Mawaddah

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Islam Transformatif : Journal of Islamic Studies
Indexed By:



Creative Commons License
Licensed Under © Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License