Divorce and Its Practices Before A Religious Court; A Perspective Analysis of Islamic Legal

Authors

DOI:

https://doi.org/10.30983/alhurriyah.v9i1.8066

Keywords:

Divorce, Religious Court, Judge

Abstract

This research discusses divorce in Islam, known as "talak." Articles 118 to 120 of the Compilation of Islamic Law regulate "talak raj’i" and "talak ba’in." The issue of divorce in religious courts remains a subject of debate, especially regarding the transfer of the right of divorce from the husband to the religious court judge. This research examines this issue from a jurisprudential perspective. The results indicate that in jurisprudence, "talak" means the dissolution and termination of a marriage bond. "Talak" is divided into "talak raj’i" and "talak ba’in," each with different legal implications. In Islam, "talak" can be pronounced in front of the wife or others. However, in the context of the state, compliance with government regulations is considered important as long as it does not violate Islamic law. The government establishes divorce regulations to maintain administrative order.

 

Penelitian ini membahas tentang perceraian dalam Islam, yang disebut talak. Pasal 118 s/d 120 Kompilasi Hukum Islam mengatur talak raj’i dan talak ba’in. Permasalahan talak di pengadilan agama masih menjadi perdebatan, terutama terkait pemindahan hak talak dari suami kepada hakim pengadilan agama. Penelitian ini melihat persoalan tersebut dari perspektif fikih. Hasilnya menunjukkan bahwa talak dalam fikih berarti melepaskan dan menghilangkan ikatan pernikahan. Talak terbagi menjadi talak raj’i dan talak ba’in, dengan implikasi hukum yang berbeda. Dalam Islam, talak dapat diucapkan di depan istri atau orang lain. Namun, dalam konteks negara, taat pada peraturan pemerintah dianggap penting, selama tidak melanggar hukum Islam. Pemerintah membentuk peraturan perceraian untuk menjaga ketertiban administrasi.

References

Book

Abdul Aziz Dahlan, dkk. Ensiklopedi hukum Islam. Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve, 2001.

Abu Hamid Al-Ghazali. Al-Mustasfa fi ‘Ilmi Al-Ushul. Riyadh: Daar Al-Maiman, t.t.

As-Sayyid Sabiq. Fiqh As-Sunnah. Cet. I. Kairo: Dar Al-Hadits, 2004.

Ibnu Rusyd Al-Hafid. Bidayatul Mujthaid wa Nihayatul Muqtashid. Kairo: Maktabah Ibn Taimiyah, 1994.

M. Zein Satria Effendi. Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer, Analisis Yurisprudensi Dengan Pendekatan Ushuliyah. Jakarta: Kencana, 2004.

Muhammad Syaifuddin, Sri Turat miyah, dan Annalisa Yahanan. Hukum Perceraian. Jakarta: Sinar Grafika, 2014.

Sudarsono. Pokok-Pokok Hukum Islam. Jakarta: PT Raneka Cipta, 1992.

Sulaiman Rasjid. Fiqih Islam. Bandung: Sinar Baru Algesinda, 1994.

Wahbah Az-Zuhayli. Mausuʻat Al-Fiqh Al-Islami wa Al-Qadhaya Al-Muʻashirah. Cet. III. Damaskus: Dar al-Fikr, 2013.

Wizarat Al-Awqaf wa Asy-Syu’un Al-Islamiyah - Al-Kuwait. Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah. Cet. II. Kuwait: Wizarat Al-Awqaf wa Asy-Syu’un Al-Islamiyah - Al-Kuwait, 1983.

Journal

A. Zamakhsyari Baharuddin dan Rifqi Qowiyul Iman. “At-Tafrîq Al-Qadhâ’i And The Religious Courts’ Authority In Deciding A Divorce.†Syariah: Jurnal Hukum dan Pemikiran 20, no. 1 (27 Juni 2020): 1–12. https://doi.org/10.18592/sjhp.v20i1.3493.

A. Zamakhsyari Baharuddin dan Rifqi Qowiyul Iman. “Kompetensi Peradilan Agama Menangani Perkara Cerai Gugat Dalam Tinjauan Fikih Islam.†Al-Mizan (e-Journal) 16, no. 2 (31 Desember 2020): 201–24. https://doi.org/10.30603/am.v16i2.1875.

Ahmad Rajafi. “Hukum Keluarga Islam di Indonesia: dari Orde Lama hingga Orde Reformasi.†Al-’Adalah 14, no. 2 (2017): 311–32. https://doi.org/10.24042/adalah.v14i2.2059.

Ali Kadarisman. “Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan Sanksinya dalam Hukum Islam.†De Jure: Jurnal Hukum dan Syar’iah 9, no. 2 (30 Desember 2017): 88–105. https://doi.org/10.18860/j-fsh.v9i2.6905.

Feity Meiryana. “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Nikah Fasid Dan Dampaknya (Studi Terhadap Putusan Hakim di Pengadilan Agama Bengkulu.†Qiyas : Jurnal Hukum Islam dan Peradilan 3, no. 1 (1 April 2018). https://doi.org/10.29300/qys.v3i1.963.

Hepi Duri Jayanti. “Talak Tiga Di Luar Pengadilan Perspektif Hukum Islam Dan Hukum Positif Bagi Pegawai Negeri Sipil (Studi Analisis Putusan Pengadilan Agama ArgamakmurNomor 0207/Pdt.G/2015/PA.AGM).†Qiyas : Jurnal Hukum Islam dan Peradilan 3, no. 1 (1 April 2018). https://doi.org/10.29300/qys.v3i1.958.

Vivi Hayati. “Dampak Yuridis Perceraian Di Luar Pengadilan (Penelitian Di Kota Langsa).†Jurnal Hukum Samudra Keadilan 10, no. 2 (2015): 215–27.

Thesis and Disertation

Fajri Ilhami. “Pemenuhan Hak-Hak Perempuan dan Anak Pasca Perceraian Dalam Putusan Verstek Perkara Permohonan Cerai Talak di Pengadilan Agama Tigaraksa Perspektif Maqâsid al-Syarî’ah Jasser Auda.†masterThesis, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2023. https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/73532.

Online database

DIA, Yayasan. “Kedudukan Talak Di Pengadilan Agama.†Http://purl.org/dc/dcmitype/Text. Kedudukan Talak di Pengadilan Agama. laduniid, 12 Oktober 2017. https://www.laduni.id/post/read/30395/kedudukan-talak-di-pengadilan-agama.html.

Luqman Tarmizi. “Irsyad Usul Fiqh Siri Ke-50: Hak Pemerintah Untuk Mengehadkan Perkara Yang Harus (Taqyid Al-Mubah).†Pejabat Mufti Wilayah Persekutuan, 12 Maret 2020. https://muftiwp.gov.my/artikel/irsyad-usul-fiqh/4312-irsyad-usul-fiqh-siri-ke-50-hak-pemerintah-untuk-mengehadkan-perkara-yang-harus-taqyid-al-mubah.

Wiwi Fauziah dan Muhammad Fathan Ansori. “Keharusan Perceraian di Pengadilan Agama.†Pengadilan Agama Pulang Pisau. Diakses 2 Agustus 2023. https://pa-pulangpisau.go.id/berita/arsip-berita-pengadilan/149-artikel/1711-keharusan-perceraian-di-pengadilan-agama.

Downloads

Submitted

2024-01-26

Accepted

2024-07-11

Published

2024-08-30

Issue

Section

Articles