PLURALISME DI TENGAH MASYARAKAT SANTRI MINANG SEBUAH PENGENALAN PLURALITAS LOKAL DI SUMATERA BARAT


Authors :
(1) Wanda Fitri Mail ()

Abstract


The diversity of religious life in West Sumatra and Padang generally, is not different from the other regions in Indonesia which runs with a commitment to freedom of religion. Religious tolerance shown by the local community over the other religions, in the limits for other religions does not disturb and interfere with their religion. Although majority of the Minang community with Islam as their religion but there should not be a case of oppression or exclusion of other religions. This principle is upheld and into the control of social behavior in social life. Understanding of the local community in the city of Padang on the concept of religious pluralism was different from the concept of MUI and liberal groups. People understand not in the frame of theoretical pluralism, but rather the practical significance and applicable. Principally, Islam in Minangkabau is known as egalitarian society. It is an open advice to anyone through local value (dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung) and then expressed through a model of tolerance that is packaged in a cultural figure or more precisely the formula of social relationships naturally.

Keragaman hidup beragama di Sumatera Barat dan Kota Padang umumnya tidak berbeda dengan daerah lain di Indonesia yang berjalan dengan sebuah komitmen akan kebebasan beragama. Toleransi beragama yang diperlihatkan oleh masyarakat lokal lebih kepada agama lain dalam batasan selama agama-agama lain tidak menganggu dan mencampuri agama mereka. Meski masyarakat Minang adalah kelompok mayoritas dengan Islam sebagai agama mereka namun tidak boleh ada kasus penindasan atau pengucilan terhadap agama lain. Prinsip ini dipegang erat dan menjadi kontrol terhadap perilaku sosial dalam hidup bermasyarakat. Pemahaman masyarakat lokal di Kota Padang tentang konsep pluralisme agama ternyata berbeda dari konsep MUI maupun kelompok liberal. Masyarakat memahami pluralisme tidak dalam bingkai teoritis tetapi lebih kepada makna praktis dan aplikatif. Pada Prinsipnya, Islam di Minangkabau dikenal sebagai masyarakat yang egaliter. Untuk konteks anjuran terbuka kepada siapapun melalui nilai lokal (dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung) kemudian diekspresikan melalui model toleransi yang dikemas dalam sosok kultural atau lebih tepatnya formula hubungan -hubungan sosial secara natural.

Keywords


Local Pluralism, ‘Santry’ Society, Minangkabau

Full Text:

PDF

| DOI: http://dx.doi.org/10.30983/islam_realitas.v1i1.12

References

Buku Teks

Amir, MS., (2003), Adat Minangkabau: Pola dan Tujuan Hidup Orang Minang, Jakarta: Mutiara Sumber Widya.

Asril, H.M., (1983), Hukum Adat Minangkabau dalam Perkembangan, dalam: Dialektika Minangkabau Dalam Kemelut Sosial dan Politik. Editor. A.A. Navis, Padang: Genta Singgalang Press.

Azra, Azyumardi, (1994), Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII: Melacak Akar-Akar Pembaharuan Pemikiran Islam di Indonesia, Jakarta: Mizan.

Eck, Diana L., (2005), Amerika Baru Yang Religius: Bagaimana Sebuah Negara Kristen ” Berubah Menjadi Negara Dengan Agama Yang Paling Beragam Di Dunia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Cetakan I.

Ernawati, (2007), Asap Hio di Ranah Minang: Komunitas Tionghoa di Sumatera Barat, Yogyakarta : Ombak.

Fitri, Wanda, (2005), Memahami Adat Minangkabau dalam: Status Perempuan dalam Sistem Kekarabatan Matrilineal di Minangkabau, Research Report. RSPAS

Kato, Tsuyoshi, (1982), Matriliny and Migration: Evolving Minangkabau Traditions in Indonesia, Ithaca New York: Cornell University Press

Naim, Mochtar, (1979), Merantau Pola Migrasi Suku Minangkabau, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Bahan Lain

Rahardjo, Dawam, ”Liberalisme, Sekulerisme dan Pluralisme dalam ICRP” (http://ww.icrp-online.org) diakses pada tanggal 20 Februari 2014

------------, “Kala MUI Mengharamkan Sekularisme dan Pluralisme“http://www.tempointeraktif.com,) diakses pada tanggal 1 Agustus 2005.

Qodir, Zuly, Respon Masyrakat Islam Atas Perubahan: Studi Gerakan Pemikiran Islam Liberal di Indonesia. Renai. Tahun 3 No 4 Edisi Oktober, 2003

Reportase, “Diminta Bongkar Plang, Ahmadiyah Padang Mengadu ke LBH”, www.detiknet.com, diakses pada tanggal 14 Desember 2005.

Sanday, Peggy Reeves, “Matriarchy and Islam Post 9/11: A Report from Indonesia”. Antropology News. http://www.google.com.au, diakses pada tanggal 5 Juni 2014




DOI: http://dx.doi.org/10.30983/islam_realitas.v1i1.12

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2015 Wanda Fitri

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

______________________________________________________________________
Academia.Edu

Islam Realitas: Journal of Islamic and Social Studies
e-ISSN / p-ISSN : 2477-12012477-1309
: Organized by : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi
: https://ejournal.uinbukittinggi.ac.id/index.php/Islam_realitas

: islamrealitas.uibukittinggi@gmail.com - islamrealitas@uinbukittinggi.ac.id
: View Stats "Islam Realitas"
Creative Commons License
Licensed Under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License